Gresik Punya Galeri Benda Pusaka Pertama, Pamerkan Keris Naga Sapto Berlapis Emas Senilai Rp500 Juta
Sudarma Adi November 04, 2025 12:30 AM
Ringkasan Berita:
  • Fasilitas Baru: Peresmian Galeri Benda Pusaka Pertama di Kabupaten Gresik.
  • Inisiator: Yayasan Samuhita (Kolektor Keris Gresik).
  • Koleksi Unggulan: Keris Naga Sapto berlapis emas dan berlian, ditaksir Rp 500 Juta (Diduga Abad ke-9).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK – Kabupaten Gresik kini resmi memiliki galeri benda pusaka pertama, yang diinisiasi oleh Yayasan Samuhita—sebuah lembaga yang didirikan oleh para kolektor keris dan pecinta benda pusaka di Kota Pudak.

Galeri ini dibuka untuk umum setiap hari dan digadang-gadang menjadi destinasi wisata edukasi baru di Gresik. Lokasinya berada di Jalan Nasrun Baru Gang 318 Proklamasi, Kabupaten Gresik.

Salah satu koleksi yang paling menarik perhatian adalah keris bernilai Rp500 juta yang dilapisi emas hingga bilahnya, bahkan diperkirakan berasal dari abad ke-9.

Sudarto, penasihat Yayasan Samuhita, mengatakan bahwa galeri yang baru diresmikan ini menampilkan lebih dari puluhan pusaka, mulai dari keris klasik hingga keris modern juara nasional.

"Perawatannya cukup diberi minyak, tidak mesti sebulan sekali. Kalau kotor baru dicuci. Total ada 50 yang dipamerkan disini,” kata Sudarto, Senin (3/11/2025).

Daya Tarik Keris Berlapis Emas dan Nilai Sejarah

Seluruh koleksi tersebut merupakan warisan turun-temurun yang dirawat secara khusus oleh para kolektor. Dalam acara pembukaan, tamu undangan bahkan mendapat cendera mata berupa keris usai seremonial.

Sudarto menambahkan bahwa salah satu koleksi unggulan, keris Naga Sapto yang dilapisi emas dan berlian, pernah menjadi yang terbaik dalam ajang nasional di Solo, Jawa Tengah.

“Keris itu ditaksir mencapai Rp500 Juta. Koleksi ini bukan hanya dipamerkan, tapi untuk memberi pemahaman tentang nilai seni dan sejarah keris,” katanya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Samuhita, Rio, menjelaskan bahwa galeri ini tidak hanya berfungsi sebagai ruang pamer, tetapi juga sebagai ruang kreasi dan edukasi bagi generasi muda, terutama siswa yang ingin belajar lebih jauh tentang benda pusaka.

“Seni budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, tapi sumber inspirasi dan identitas. Melalui yayasan ini, kami ingin menyediakan ruang kolaborasi, tempat berkumpul, belajar, dan berkarya,” jelasnya.

Kepala Disparekrafbudpora Kabupaten Gresik, Saifuddin Ghozali, turut memberikan apresiasi atas hadirnya galeri benda pusaka tersebut.

“Apalagi Gresik memiliki sejarah panjang mengenai keris. Di Panceng, terdapat makam Empu Supo, empu terkenal pada masa Majapahit,” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan galeri ini memperkuat komitmen Gresik sebagai daerah yang peduli terhadap pelestarian seni dan budaya.

Selain menikmati deretan koleksi pusaka, pengunjung juga dapat bersantai di kafe yang berada tepat di samping galeri. Dengan konsep suasana desa, kafe ini menjadi warna baru di tengah kota Gresik.

“Seru, selain bisa lihat keris kita juga bisa nongkrong disini,” kata Diah, salah satu pengunjung.

Kafe yang diberi nama Titik Kumpul ini memiliki desain unik dengan ornamen khas pedesaan dan nuansa tempo dulu. Meski begitu, menu yang ditawarkan beragam, mulai dari wedang tradisional hingga minuman modern.

“Konsepnya kami ambil dari budaya kumpul di kampung. Ada menu tradisional seperti wedang-wedangan, sampai kopi dan minuman modern. Semua kalangan kami layani,” ungkap Riri Rio, owner Titik Kumpul.

Menurutnya, harga menu di kafe ini pun sangat terjangkau. "Kami berharap kafe ini menjadi titik kumpul semua kalangan,” tutupnya.

Dengan hadirnya galeri dan kafe ini, Kabupaten Gresik kini memiliki destinasi wisata budaya dan edukasi baru yang menggabungkan seni, sejarah, dan gaya hidup masyarakat modern di tengah kota industri.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.