Reaksi Keras Azhari Cagee Tanggapi Pemuda Aceh Dibunuh di Masjid Sibolga: Nyawa Dibayar dengan Nyawa
Saifullah November 04, 2025 12:31 AM
Ringkasan Berita:
  • Anggota DPD RI Azhari Cagee mengecam keras pembunuhan pemuda Aceh di Masjid Sibolga dan minta pelaku dihukum setimpal. 
  • Ia menegaskan masjid adalah milik umat Islam bersama dan harus tetap terbuka bagi siapa pun. 
  • Azhari juga mendorong Kemenag dan MUI menjaga keamanan masjid serta menyoroti konflik sosial antara Aceh dan Sumut.

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Anggota DPD RI asal Aceh, Azhari Cagee mengecam keras kematian seorang pemuda asal Simeulue yang dikeroyok hingga meninggal saat menumpang tidur di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) pada Jumat (31/10/2025) dini hari WIB. 

Ketua Ikatan Keluarga Besar Alumni Universitas Malikussaleh (IKA Unimal) itu juga mengutuk tindakan biadab tersebut. 

Ia menegaskan, bahwa pelaku perbuatan zalim itu harus dihukum dengan tegas. 

“Agar hal serupa tidak terjadi di daerah-daerah yang lain, maka kita meminta agar pelaku dihukum dengan tegas,” tukasnya. 

“Tindakan yang menghilangkan nyawa maka harus dibayar dengan nyawa, harus setimpal,” tegas Azhari Cage kepada Serambinews.com, Senin (3/11/2025).

Azhari menekankan, bahwa masjid adalah rumah ibadah milik umat Islam.

Sehingga semua umat Islam dapat menggunakannya bersama.

“Karena masjid bukan rumah pribadi, maka siapa pun berhak menumpang, bahkan sekadar beristirahat atau menggunakan fasilitas seperti toilet,” tandasnya.

“Kalau misalnya masjid tidak bisa digunakan oleh umat, bukan masjid lagi namanya,” tutur Azhari Cagee. 

“Jadi kita tekankan kalau namanya masjid itu berarti milik umat Islam bersama, walaupun dan dimanapun dia berada,” terang dia.

Untuk itu, Senator asal Aceh ini menyoroti perlunya peran Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memastikan bahwa masjid tetap aman dan terbuka bagi seluruh umat Islam.

“Kita mengharapkan agar Kementerian Agama dan juga Majelis Ulama Indonesia mengambil peran tentang hal ini agar tidak kembali terjadi hal-hal seperti di Sibolga di tempat lain,” ungkapnya. 

Konflik Aceh-Sumut

Di sisi lain, Azhari mengungkapkan, keheranannya terhadap serangkaian konflik yang terjadi antara Aceh dan Medan beberapa waktu terakhir.

Seperti masalah empat pulau, berlanjut ke persoalan pelat kendaraan, dan pelemparan mobil di jalur Subulussalam-Sumut. 

“Kita heran ada apa dengan Sumut? ada apa dengan pemimpinan Sumut?” ucapnya penuh tanya. 

“Sehingga hal-hal seperti ini terus menerus terjadi dan terus menimbulkan konflik,” tukas dia. 

Lebih lanjut, Azhari menekankan, terutama di Aceh agar tidak terjadi kasus seperti di Sibolga. 

Ia berharap, masjid-masjid di seluruh Aceh tetap terbuka bagi siapa saja pendatang seperti yang selama ini berlaku. 

“Karena kita harus menyadari masjid itu adalah rumah ibadah dan milik bersama umat Islam, jadi memang harus terbuka kepada umat Islam secara umum,” tutup Azhari Cagee.(*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.