TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat belum memikirkan suksesi setelah wafatnya Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono (PB) XIII karena masih berduka.
Pernyataan itu disampaikan oleh adik PB XIII, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, saat ditemui di Keraton Solo, pada Senin (3/11/2025).
Menurut dia, sudah ada aturan adat yang mengatur terkait suksesi di Keraton Surakarta.
"Keraton sudah ada adatnya, aturannya. Nanti kita tunggu perjalanannya saja. Kita tidak boleh mendahului, menghitung-hitung karena ini baru berkabung,” kata Gusti Puger, sapaan akrabnya.
“Kita bicara bagaimana Sinuhun ini diantarkan dengan suasana yang damai," sambungnya.
Sebelumnya, PB XIII wafat di Rumah Sakit (RS) Indriati, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo, pada Minggu (2/11/2025) pada pukul 07.29.
Jenazah PB XIII disemayamkan di Sasana Parasdya Keraton Kasunanan Solo.
Selanjutnya, PB XIII akan dimakamkan di Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Rabu (5/11/2025) besok.
Gusti Puger mengatakan, nantinya akan ada semacam rapat untuk memutuskan.
"Untuk acara selanjutnya tentu sudah ada aturannya. Tinggal nanti kesepakatan dari kerabat. Karena ini dinasti ada kesepakatan. Tentu nanti ada semacam rapat, bagaimana nanti pengesahannya, keputusannya dengan adat. Supaya tidak terjadi konflik sebetulnya," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, biasanya suksesi baru akan dilakukan setelah 40 hari wafatnya raja.
"Tapi kalau sebelumnya (sebelum 40 hari—Red) juga bisa. Tergantung raja sebelumnya juga bisa. Sebelumnya, pertengahan, atau setelah wafat, atau malah ganti raja baru ada," jelasnya.
Pesan PB XIII
Sementara itu, putri PB XIII, GKR Timoer Rumbai menyampaikan pesan PB XIII sebelum meninggal dunia.
GKR Timoer menyebut, PB XIII berharap keluarganya senantiasa rukun.
Terkait kepemimpinan Keraton Solo, GKR Timoer berharap, seluruh anggota keluarga bisa menjaga keharmonisan.
“Semoga rukun seperti yang sudah didawuhkan Sinuhun. Apa yang beliau dawuhkan terlaksana,” katanya.
GKR Timoer menyebut, PB XIII memiliki dua anak laki-laki dan diharapkan saling mendukung.
“Karena ada dua putra laki-laki jadi saya berharap semua satu suara dan saling mendukung. Mana yang akan memimpin yang lainnya juga akan memimpin. Itu harapan saya,” ungkap GKR Timoer, Senin (3/11/2025).
GKR Timoer mengatakan, Keraton Solo merupakan salah satu kerajaan yang besar di Indonesia.
GKR Timoer juga menerangkan saat ini wisata di Keraton Solo belum dibuka.
“Kemungkinan baru seminggu nanti dibuka lagi,” terangnya.
Putra mahkota
Di sisi lain, putra PB XIII, KGPH Purbaya, telah diangkat sebagai putra mahkota dan diberi gelar Gusti Pangeran Adipati Anom Sudibyo Raja Putro Narendra Ing Mataram.
Pengangkatan tersebut dilakukan dalam acara Tingalan Dalem Jumenengan atau peringatan kenaikan tahta ke-18 PB XIII, pada 27 Februari 2022.
Pengangkatan KGPH Purbaya sebagai putra mahkota juga beriringan dengan penetapan BRAy Asih Winarni, istri dari pernikahan ketiga Sinuhun, sebagai permaisuri bergelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Paku Buwono XIII.
Adik PB XIII lainnya, KGPH Dipokusumo, mengakui bahwa pemberian gelar tersebut memang mengarah pada penetapan sebagai penerus takhta.
Namun, ia menekankan bahwa faktor lain juga perlu dipertimbangkan.
“Mohon doa restu. Nama itu sudah menunjukkan identifikasi seperti itu. Ada faktor dukungan macam-macam,” katanya.
Dia menambahkan, proses musyawarah tetap akan dilakukan oleh para penghageng keraton, serta mempertimbangkan dukungan dari pemerintah.
“Pasti. Kalau zaman dahulu namanya komisi. Dulu pemerintah Belanda, sekarang pemerintah republik. Karena Sinuhun Pakubuwono XII sudah menyampaikan bahwa keraton berdiri di belakang republik, harus komit dengan maklumat tersebut,” ungkapnya.
Di sisi lain, Lembaga Dewan Adat (LDA) juga menggelar upacara pergantian nama untuk putra PB XIII lainnya, KGPH Mangkubumi, yang kini berganti nama menjadi KGPH Hangabehi, pada 24 Desember 2022.
Adik PN XIII yang juga Ketua LDA, GKR Wandansari Koes Moertiyah, belum memberikan banyak komentar terkait dinamika ini.
“Saya nggak bisa menyampaikan sekarang. Nanti dilihat aja Hari Rabu perjalanannya seperti apa,” ujarnya. (Woro Seto/Kompas.com/Tribunsolo.com)