10 Fakta Pilu Ibu di Kendal Tewas Membusuk, 2 Anak Minum Air Sumur: Ibu Pesan Jangan Minta Tolong
galih permadi November 04, 2025 11:30 AM
Ringkasan Berita:
  • Setianingsih (51) ditemukan meninggal dalam kondisi sudah membusuk di rumahnya Dukuh Somopuro RT 7 RW 7 Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah.
  • Kedua putrinya ditemukan lemas karena hanya minum air sumur saja.
  • Dokter RS Muhammadiyah Boja mengatakan jika keduanya memiliki masalah psikis

 

10 Fakta Pilu Ibu di Kendal Meninggal Membusuk, 2 Anak Minum Air Sumur: Jangan Minta Tolong

TRIBUNJATENG.COM - Warga Dukuh Somopuro RT 7 RW 7 Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal digemparkan dengan penemuan mayat wanita paruh baya yang sudah membusuk.

Jasad wanita itu ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Sabtu (1/11/2025).

Selain korban, warga juga menemukan dua anak korban yang sudah dalam kondisi lemas.

Berikut ini beberapa fakta terkait penemuan mayat membusuk di Boja, Kendal.

1. Sosok korban

Wanita yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi membusuk itu bernama Setianingsih (51).

Dari keterangan warga, Setianingsih dikenal sebagai orang yang mudah bergaul dan aktif dalam kegiatan desa.

Namun beberapa hari terakhir, Setianingsih jarang keluar rumah.

2. Tinggal bersama 2 anak

Setianingsih selama ini tinggal bersama dua anaknya,  Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17).

Sedangkan sang suami sudah meninggal dunia di Kalimantan pada 2017 lalu.

3. Kronologi penemuan

Kepala Desa Bebengan, Wastoni mengatakan awalnya warga curiga karena Setianingsih jarang keluar.

Warga mencium aroma busuk dari dalam rumah Setianingsih dan melihat kerumunan lalat berada di dekat jendela kaca rumah.

Namun saat akan masuk, ternyata pintu rumah dikunci dan diganjal menggunakan kursi.

4. Dua anak ditemukan lemas

Setianingsih ditemukan dalam kondisi meninggal membusuk.

Sedangkan dua anaknya, Putri Setia Gita Pratiwi dan Intan Ayu Sulistyowati ditemukan dalam kondisi lemas.

Bahkan Intan Ayu sudah tak sadarkan diri.

5. Anak Tak Tahu Ibu Meninggal

Setelah dibuka perlahan, warga kemudian bertanya ke Putri Setia Gita Pratiwi untuk melihat ibunya yang diduga mengalami sakit.

"Ditanya sama warga, ibunya di mana. Terus dijawab itu di dalam, tapi pas dilihat itu ibu Setianingsih sudah meninggal dan membusuk," terang Wastoni.

Diduga kedua anak tersebut tak tahu jika sang ibu telah meninggal.

6. Tak Makan Sebulan dan Hanya minum air sumur 

Putri Setia Gita Pratiwi mengaku keluarganya hanya mengkonsumsi air putih sejak 4 Oktober hingga Setianingsih ditemukan meninggal.

Dia mengatakan, tetangganya juga tidak ada yang tahu kondisi rumah dalam rentang waktu tersebut.

"Minum air putih direbus pakai kompor sampai ibu meninggal. Tetangga tidak tahu, tahunya ya itu tanggal 1 November. Saya sama adik minum air," kata Putri.

7. Ibu pesan jangan minta tolong tetangga

Putri tidak meminta bantuan ke warga karena dilarang oleh ibunya.

Dia bercerita, agar tidak ada yang mengetahui kondisi keluarganya dengan alasan tidak mau merepotkan tetangga.

"Enggak bilang ke tetangga, ibuk enggak ngebolehin. Dan harus nurut ibu. Karena ya enggak mau ngerepotin tetangga, gitu," paparnya.

8. Kedua anak memiliki kekurangan kesadaran psikiater

Dokter di RS PKU Muhammadiyah Boja mengatakan jika kedua anak Setianingsih mengalami kekurangan kesadaran psikiater.

"Iya, keduanya mengalami kekurangan berupa kesadaran psikiater," ucap Dokter RS PKU Muhammadiyah Boja, Arfa Bima Firizqina, Senin (3/11/2025) sore.

9. Kondisi dehidrasi

Setelah dilakukan pemeriksaan awal, kedua korban tak mengalami kekurangan kadar gula meskipun sudah tidak makan nasi hampir sebulan. 

"Tidak ada tanda kurang gula tapi mengalami dehidrasi. Dan tim medis menemukan kedua pasien lemas saat dibawa ke sini pada Sabtu kemarin," ujarnya.

10. Pemkab Turun tangan

Pemerintah Kabupaten Kendal langsung bergerak cepat memberikan bantuan jaminan masa depan bagi Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17). 

Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari pun langsung menjenguk kedua kakak beradik itu yang kini masih menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Boja.

Tika menambahkan, langkah pertama yang dilakukan ialah melakukan pendataan kepesertaan BPJS aktif. Hanya butuh waktu sehari, BPJS keduanya kini telah aktif dan sudah bisa digunakan.

"Sudah didaftarkan desa setempat dan sudah aktif dari kemarin. Kebetulan Kendal kan BPJS UHC. Alhamdulillah ini sudah bisa digunakan," sambungnya.

Selain pendataan kepesertaan BPJS, pihaknya juga akan menjamin kehidupan keduanya pasca menjalani perawatan di RS Muhammadiyah Boja.

 Kedua kakak adik itu akan ditempatkan di Panti Margi Utomo di Kecamatan Tembalang Kota Semarang.

"Untuk yang Intan karena mengalami keterbelakangan mental, nanti ada perlakuan khusus, beda penanganan,"

"Sedangkan kakaknya nanti sambil diberi pelatihan khusus di sana untuk masa depannya. Misal menjahit atau bagaimana. Kita sudah koordinasi dengan Dinsos Jawa Tengah." ungkap Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari.

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.