TRIBUNJATENG.COM, PATI - Anik Sriningsih tidak patah semangat sekalipun suaminya, Supriyono alias Botok, ditangkap polisi dan hingga kini masih ditahan di Polda Jateng.
Demikian pula Siti Khodijah, yang suaminya, Teguh Istiyanto, senasib dengan Botok.
Botok dan Teguh adalah dua pentolan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB), mereka ditangkap polisi pada Jumat malam (31/10/2025), setelah memblokade Jalan Pantura Pati-Rembang, Desa Widorokandang, Pati.
Aksi itu mereka lakukan karena kecewa hasil Rapat Paripurna DPRD Pati tidak memakzulkan Bupati Sudewo.
Per Sabtu (1/11/2025), menurut keterangan Polresta Pati, keduanya ditetapkan sebagai tersangka dan dibawa ke Mapolda Jateng.
Anik maupun Siti mengaku sama-sama telah mengetahui adanya risiko semacam ini di balik perjuangan suami mereka.
Namun, keduanya menegaskan tidak patah semangat dan tetap mendukung suami mereka memperjuangkan suara rakyat.
"Dengan adanya ini kami berdua tidak patah semangat mendukung perjuangan suami kami. Kami selalu mendukung perjuangan suami. Dari awal pun kami sudah tahu, dalam perjuangan ini ada risiko seperti ini, tapi saya tetap mendukung, tidak gentar. Soalnya menurut saya pemerintahan itu kotor, saya nggak suka itu," ucap Anik ketika ditemui di rumah makan miliknya, Warung Kerang (WK) Kaliampo, Desa Wangunrejo, Kecamatan Margorejo, Senin malam (3/11/2025).
Namun demikian, bagaimanapun sebagai istri dia tetap merasa sedih ketika Botok dan rekan seperjuangannya, Teguh, ditangkap oleh aparat penegak hukum.
Menurut Anik, Botok suaminya dan Teguh Istiyanto hanya menyuarakan suara rakyat.
"Suami saya dan Pak Teguh melakukan aksi itu (pemblokiran jalan), kan, atas dasar kekecewaan. Karena hasil sidang paripurna tidak sesuai dengan suara rakyat, kami kecewa," jelas dia.
Anik mengatakan, Sabtu (1/11/2025) kemarin, dirinya didampingi pengacara sudah bertemu dengan Botok dan mengobrol.
Dia berupaya memberikan dukungan moral kepada sang suami.
Adapun hari ini, Selasa (4/11/2025), Anik bersama Siti Khodijah dan rombongan AMPB, keluarga besar, serta para tetangga dan handai tolan, bersama-sama menyambangi Mapolda Jawa Tengah.
Mereka mengendari bus dan kendaraan pribadi untuk menjenguk Botok dan Teguh yang ditahan di sana.
"Kami ingin menunjukkan bahwa kami semua masih bersama mereka, masih mendukung perjuangan mereka. Biar mereka tidak merasa sendiri, dan tidak merasa ditinggalkan," jelas Anik.
Dia berharap, pihak kepolisian bisa membebaskan Botok dan Teguh. Sebab, menurutnya, yang mereka lakukan semata-mata memperjuangkan suara rakyat.
Ditanya tentang proses hukum ke depan, Anik mengatakan menyerahkannya kepada tim advokasi yang dipimpin Nimerodi Gulo.
"Kami ada pendamping pengacara dari Bang Gulo. Prosesnya saya ikut di Bang Gulo saja. Soalnya saya ibu rumah tangga, tidak tahu proses hukum dan politik secara mendalam. Alhamdulillah, saya berterima kasih pada tim advokasi yang mendampingi kami," tandas dia. (mzk)