TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berikut daftar 15 mahasiswa KKN UIN Walisongo hanyut saat river tubing di Sungai Genting Kendal, Jawa Tengah.
Kabar duka datang dari mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang yang hanyut di Kendal, Selasa (4/11/2025) siang.
Peristiwa terjadi sekitar pukul 13.53 WIB, saat para mahasiswa sedang bermain air di aliran sungai Tubing Genting Jolinggo. Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Kendal, tiba-tiba terjadi banjir bandang akibat hujan deras di bagian hulu sungai yang mengakibatkan enam mahasiswa terseret arus.
Hingga kini, tiga mahasiswa ditemukan meninggal dunia, sedangkan tiga lainnya masih dalam proses pencarian oleh tim gabungan dari BPBD Kendal, Kantor SAR Semarang, PMI Kendal, FRPB Kendal, serta warga sekitar.
Yang meninggal :
Yang belum ketemu :
4. M. Jibril as Sarafi (update ditemukan meninggal)
5. Nabila Yulian Desi Pramesti
6. Bima Pranawira (update ditemukan meninggal)
Yang selamat (9 Mahasiswa):
7. lLukluul Maksumah
8. Naili nNikmatul Maghfiroh
9. Fina Barisatun Ukyun
10. Tegar Almahdi
11. Siti Fatonatul Ikhwan
12. Vivi Mahmudah
13. Naila Ilma
14. Erin Bunga Damayanti
15. Tanto Alfitansah Putro
Nama-nama Korban Menurut Data BPBD Kendal:
Suasana di sebuah rumah sederhana di Jalan Ratu Kalinyamat RT 6 RW 9, Desa Krapyak, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, tampak lengang pada Rabu (5/11/2025) pagi.
Pintu rumah dibiarkan tertutup, hanya suara angin yang sesekali berdesir melewati sela jendela dan pagar garasi besi.
Rumah itu adalah tempat tinggal Muhammad Jibril Asyarafi (21), satu di antara enam mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang hanyut saat bermain air di Tubing Genting Jolinggo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Selasa (4/11/2025).
Hingga kini, Jibril belum ditemukan oleh tim pencarian BPBD.
Di kampung halamannya, keluarga besar masih dirundung cemas.
Ibunda Jibril, Siti Zubaidah, sudah berangkat ke Kendal sejak malam tadi bersama beberapa anggota keluarga.
“Ibunya dapat kabar sore-sore dari Semarang. Habis magrib baru berangkat ke sana,” kata Yusuf Muhammad Bahtiar (16), keponakan Jibril, saat ditemui di rumahnya, Rabu (5/11/2025)
Yusuf menceritakan, terakhir kali bertemu dengan Jibril sekitar sebulan lalu.
Saat itu, pemuda berwajah teduh itu pulang ke rumah untuk menjenguk ibunya dan membantu berjualan sembako.
“Orangnya lembut, kalem. Sama orang tua itu sopan sekali,” ungkapnya.
Jibril merupakan anak bungsu dari pasangan almarhum Muhammad Taufik dan Siti Zubaidah.
Ayahnya meninggal sekitar satu tahun lalu.
Ia juga memiliki seorang kakak perempuan, Syafira Unsa, yang kini sedang menempuh pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sejak sang ayah tiada, Jibril menjadi sandaran ibunya.
Ia kerap pulang dari Semarang hanya untuk menemani dan membantu usaha kecil keluarga.
“Meski jarang ngobrol, tapi kalau libur pasti pulang,” kata Yusuf.
Kini, rumah tempat Jibril tumbuh besar itu tampak sunyi.
Hanya bener usaha toko sembako di depan rumah yang menandakan tempat itu masih berpenghuni.
Jibril dikenal masyarakat sekitar sebagai anak yang baik dan santun.
Seorang tetangga yang enggan disebut namanya bahkan menyebutnya 'kayak kiai muda' karena tutur katanya yang halus dan selalu membantu warga sekitar.
“Kalau pulang, sering bantu ibunya jualan sembako. Ibunya jualan di rumah. Anaknya itu nggak pernah neko-neko,” ujar sang tetangga.
Harapan keluarga dan warga sekitar masih menyala agar Jibril segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Namun kenyataan berkata lain, sekiranya pukul 09.49 WIB, Muhammad Jibril Asyarofi telah ditemukan tim gabungan BPBD dengan kondisi meninggal dunia.
Saat ini, masih dalam perjalanan evakuasi.
Pihak kampus juga telah mengkonfirmasi soal tragedi yang tak diharapkan ini.
Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Nizar, M.Ag, menyampaikan rasa duka yang mendalam dan komitmen penuh universitas dalam penanganan musibah ini.
Rektor menegaskan, universitas akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan KKN, terutama terkait keamanan, mitigasi risiko, dan pengawasan kegiatan lapangan.
“Keselamatan mahasiswa adalah prioritas utama universitas. KKN adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat, namun harus selalu dijalankan dengan kesiapsiagaan dan pertimbangan keselamatan yang matang,” tegasnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian, UIN Walisongo telah mengambil beberapa langkah yakni menurunkan tim pendamping universitas dan dosen pembimbing KKN untuk mendampingi keluarga korban dan membantu proses pencarian di Kendal.
UIN Walisongo juga berkoordinasi dengan BPBD Kendal, Kantor SAR Semarang, dan aparat setempat dalam proses pencarian, dan menyediakan layanan konseling dan dukungan spiritual bagi mahasiswa dan keluarga yang terdampak.
Kemudian, melakukan evaluasi dan penguatan sistem keamanan kegiatan KKN di seluruh lokasi penugasan.
Keluarga besar UIN Walisongo memohon doa seluruh masyarakat agar tiga mahasiswa yang masih dalam pencarian segera ditemukan, serta agar keluarga korban diberi kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi ujian ini.
“Semoga Allah SWT menerima amal ibadah para korban, memberikan ketabahan bagi keluarga, dan melindungi seluruh mahasiswa dalam pengabdian mereka di tengah masyarakat,” tutup Prof. Nizar.
Sebelumnya, petugas TKSK Kecamatan Singorojo, Endah mengonfirmasi awal ada 15 mahasiswa UIN yang bermain air di Tubing Jalinggo. Namun tiba-tiba datang banjir dari wilayah atas hingga menerjang mahasiswa yang sedang bermain.
Enam mahasiswa diantaranya terbawa arus. Sementara 9 lainnya berhasil selamat. Tiga ditemukan dalam kondisi sudah meninggal.
“Total ada 15 mahasiswa yang bermain enam terbawa arus yang tiba-tiba banjir, satu ditemukan di sekitar jembatan dan lima belum ditemukan,” katanya.
Tadi mahasiswa yang selamat masih syok dan hanya menatap di pinggir sungai, terus warga membawanya kembali ke posko KKN,” imbuhnya.(*)