Kompleks DPR-MPR kini sudah tak lagi dijaga TNI-Polri. Sebelumnya, mereka berada di kompleks tersebut usai demo berujung ricuh yang terjadi sepanjang akhir Agustus lalu.
Saat itu, Gedung DPR menjadi sasaran massa. Pagar-pagar di depan sempat dijebol, dan aksi vandalisme di tembok-tembok luar marak terjadi.
Sepekan berlalu, aksi itu mereda, tapi personel TNI-Polri masih berjaga di kompleks tersebut selama 2 bulan ke depan. Mereka mendirikan tenda darurat di parkiran motor DPR untuk mengantisipasi adanya aksi ricuh berikutnya.
Perbesar
Suasana Kompleks Parlemen Senayan sudah tidak ada lagi penjagaan dari TNI/Polri, pada Kamis (6/11/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Kini, personel TNI-Polri telah melepaskan penjagaan dari kawasan tersebut. Pengamanan terdepan hingga ke dalam kini kembali dimotori oleh Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR.
Sekjen DPR, Indra Iskandar menyebut, analisa intelijen menyimpulkan bahwa kompleks DPR tak lagi membutuhkan penjagaan ekstra.
“Keputusan keamanan itu berkaitan dengan analisis dari pihak keamanan ya, baik Polri dalam hal ini juga termasuk TNI, kan juga ada analisis-analisis dari keintelijenannya,” kata Indra kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (6/11).
Perbesar
Suasana Kompleks Parlemen Senayan sudah tidak ada lagi penjagaan dari TNI/Polri, pada Kamis (6/11/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Indra menyebut, salah satu pertimbangan tidak lagi adanya penjagaan dari aparat di dalam DPR adalah karena tuntutan massa aksi yang sudah diterima.
“Saya kira saat ini kan kita semua sudah melaksanakan apa yang disampaikan oleh publik, oleh masyarakat,” ujarnya.