Tarakan (ANTARA) - Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 4,4 mengguncang Tarakan pada Sabtu (8/11) pukul 16:56:36 WITA, dan tidak berpotensi terjadinya tsunami.

"Kami imbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, tetap waspada, tetap hati-hati dan tidak mudah percaya dengan berita yang disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Kepala Stasiun Meteorologi Juwata BMKG Tarakan Muhammad Sulam Khilmi.

Menurut dia, sampai saat ini belum ada teknologi yang memprediksi dengan detail dan rinci kapan gempa terjadi.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki parameter dengan magnitudo4,4. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3,31° lintang utara dan 117.67° bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 9 km tenggara Tarakan pada kedalaman 10 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi kedalaman dangkal yang diakibatkan aktivitas Sesar Tarakan.

Berdasarkan laporan masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Tarakan dengan intensitas
IV-V MMI, di mana getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang, dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

Di Tanjung Selor dan Tana Tidung dengan intensitas III-IV MMI dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

Sedangkan di Tanjung Redep dan Nunukan dengan intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa seakan-akan ada truk berlalu). Hingga saat ini tidak terdapat laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan.

Gempa bumi ini merupakan susulan gempa bumi utama dengan kekuatan M4,8 di Tarakan, Kalimantan Utara pada 5 November 2025 pukul 18:37:11 WITA.

Hingga 8 November 2025 pukul 17:30:00 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan gempa ini merupakan gempa susulan ke-8 dari gempa utama (aftershock).