Berikut 7 Tips Pulih dari Luka Kekerasan Verbal dalam Pernikahan
Mia Della Vita November 08, 2025 09:34 PM

Grid.ID- Kekerasan verbal dalam pernikahan sering kali meninggalkan luka yang tak terlihat, namun dalam diam mampu melukai hati dan meruntuhkan rasa percaya diri seseorang. Kata-kata tajam yang diucapkan berulang kali dapat membuat korban merasa kecil, tak berdaya, bahkan kehilangan jati diri.

Proses untuk pulih dari luka ini tidaklah mudah, tetapi bukan pula hal yang mustahil. Setiap langkah kecil menuju perawatan diri, setiap batas yang ditegakkan, dan setiap keputusan untuk memilih kedamaian adalah bagian penting dari perjalanan penyembuhan.

Butuh waktu, kesabaran, dan dukungan agar seseorang kembali menemukan kekuatannya setelah mengalami kekerasan verbal dalam pernikahan. Mengutip Marriage.com, Sabtu (8/11/2025), berikut ini tujuh langkah untuk memulai proses pemulihan tersebut.

1. Akui Bahwa yang Terjadi Adalah Kekerasan

Langkah pertama untuk sembuh dari kekerasan verbal dalam pernikahan adalah mengakui bahwa yang terjadi benar-benar menyakitkan. Sering kali, seseorang menyepelekan ucapan kasar pasangannya dan menganggapnya sebagai pertengkaran biasa.

Namun, penyembuhan baru dimulai ketika Anda berani melihat kenyataan bahwa perlakuan itu adalah bentuk kekerasan emosional. Mengakui kebenaran ini membantu Anda melepaskan rasa bersalah dan malu yang mungkin selama ini dipikul.

2. Tegakkan Batas Emosional dan Fisik

Dalam pernikahan, batas bukanlah bentuk hukuman, melainkan perlindungan. Dengan menetapkan batas yang jelas, Anda menciptakan ruang aman agar luka lama tidak semakin dalam.

Katakan “tidak” pada percakapan yang merendahkan atau manipulatif. Jika perlu, batasi kontak sementara waktu.

3. Bangun Kembali Rasa Berharga Diri

Kekerasan verbal dalam pernikahan bisa membuat seseorang lupa akan nilai dirinya sendiri. Untuk sembuh, Anda perlu belajar memandang diri dengan lebih lembut dan penuh kasih. Mulailah dari hal-hal kecil seperti mengakui kelebihan Anda, merayakan pencapaian sederhana, dan mengingat bahwa Anda layak dicintai dengan cara yang sehat.

4. Cari Terapi atau Konseling Profesional

Tidak semua luka bisa sembuh dengan waktu saja. Dalam banyak kasus, penyembuhan dari kekerasan verbal dalam pernikahan memerlukan bimbingan profesional. Terapis dapat membantu menata emosi, mengatasi trauma, dan membangun kembali kepercayaan diri yang sempat hancur.

5. Kelilingi Diri dengan Orang yang Mendukung

Lingkungan positif sangat membantu proses pemulihan dalam pernikahan yang penuh kekerasan verbal. Bersama orang-orang yang menghargai dan mendengarkan Anda dengan tulus, rasa percaya diri perlahan akan tumbuh kembali. Dukungan emosional bisa menjadi pengingat bahwa Anda pantas diperlakukan dengan hormat dan kasih sayang.

6. Pelajari Pola Komunikasi yang Sehat

Kekerasan verbal dapat mengaburkan pemahaman tentang bagaimana komunikasi seharusnya berjalan dalam pernikahan. Belajar mengenali bentuk komunikasi yang sehat membantu Anda menumbuhkan kembali rasa aman dalam berinteraksi. Komunikasi yang baik didasarkan pada rasa hormat, empati, dan saling memahami.

7. Bersabarlah dengan Proses Penyembuhan

Pemulihan dari kekerasan verbal dalam pernikahan bukanlah perjalanan singkat. Akan ada hari-hari penuh kedamaian dan hari lain yang membawa kembali rasa sakit. Namun, setiap langkah kecil menuju penyembuhan adalah kemajuan yang berarti.

Dapatkah Sembuh Sambil Tetap dalam Pernikahan yang Sama?

Beberapa orang memilih bertahan dalam pernikahan, dan penyembuhan bisa saja terjadi jika pasangan yang menyakiti benar-benar mengakui kesalahannya dan berkomitmen untuk berubah. Proses ini menuntut kejujuran, empati, serta kesediaan untuk menjalani terapi bersama. Namun, jika pola kekerasan terus berulang dan Anda tetap merasa takut atau tidak dihargai, maka jarak mungkin menjadi satu-satunya jalan untuk pulih sepenuhnya.

Penyembuhan dari kekerasan verbal dalam pernikahan bukan tentang melupakan masa lalu, tetapi tentang menemukan kembali suara dan nilai diri Anda. Hari-hari mungkin terasa berat, tetapi setiap keputusan untuk memilih diri sendiri adalah langkah menuju kebebasan. Dengan waktu, kasih, dan dukungan, Anda akan kembali belajar berbicara dengan lembut pada hati sendiri dan percaya bahwa cinta sejati seharusnya membawa kedamaian, bukan luka.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.