Motif Ledakan SMAN 72 Jakarta Diselidiki, Serbuk Peledak & Jejak Medsos FN Diperiksa
Acos Abdul Qodir November 08, 2025 10:32 PM
Ringkasan Berita:
  • Serbuk peledak ditemukan, diduga dibawa FN ke lingkungan sekolah.
  • Polisi telusuri jejak digital FN, termasuk catatan dan medsos pribadi.
  • Dugaan bullying jadi sorotan, motif ledakan SMAN 72 belum terungkap.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepolisian terus mendalami motif di balik ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jumat (7/11/2025).

Sejumlah barang bukti telah dikumpulkan dari lokasi kejadian dan rumah terduga pelaku, FN (17), seorang siswa yang kini berstatus sebagai anak yang berhadapan dengan hukum.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa tim penyidik tengah memeriksa serbuk yang diduga bahan peledak, catatan pribadi, serta jejak media sosial (medsos) FN.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengungkap latar belakang dan kemungkinan motif di balik insiden yang melukai puluhan siswa dan guru.

“Tim saat ini juga tentunya terus melakukan pendalaman terkait dengan pasca-terjadinya ledakan kemarin di SMAN 72. Ditemukan beberapa bukti pendukung,” ujar Listyo usai menjenguk korban di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/11/2025).

Barang bukti yang disita meliputi tulisan tangan, catatan-catatan pribadi, dan serbuk yang berpotensi menimbulkan ledakan.

Selain itu, penyidik juga menelusuri aktivitas digital FN, termasuk interaksi di media sosial dan kondisi lingkungan keluarganya.

“Ada tulisan, ada barang bukti serbuk yang diperkirakan bisa menimbulkan potensi terjadinya ledakan, catatan-catatan lain kita kumpulkan, termasuk juga kita melakukan pemeriksaan terhadap media sosial, lingkungan keluarga,” jelas Listyo.

Penyelidikan juga mencakup kemungkinan adanya dugaan perundungan (bullying) yang dialami FN di lingkungan sekolah.

Hal ini menjadi salah satu aspek yang sedang dikaji untuk membentuk gambaran utuh mengenai motif.

“Itu (dugaan bullying) yang salah satu kita kumpulkan juga, terkait dengan bagian dari kita untuk mengungkap motif. Artinya informasi-informasi yang terkait, yang bisa mendukung proses kita untuk mendapatkan gambaran motif tentunya kita kumpulkan,” tambahnya.

Kapolri menegaskan bahwa hasil penyelidikan akan diumumkan secara resmi setelah seluruh proses analisis rampung.

Saat ini, tim gabungan dari Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88), Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor), dan penyidik remaja dari unit Perlindungan Perempuan dan Anak masih bekerja di lapangan.

“Mudah-mudahan kita bisa segera rilis dalam waktu tidak terlalu lama,” tutup Listyo.

Ledakan di SMAN 72 Jakarta menyebabkan 96 orang mengalami luka-luka, dengan 29 di antaranya masih menjalani perawatan di beberapa rumah sakit.

Insiden ini memicu kekhawatiran publik terkait keamanan lingkungan sekolah dan kesehatan mental remaja.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah, menyatakan bahwa pengawasan terhadap barang bawaan siswa di sekolah perlu diperketat.

“Kok bisa benda-benda seperti itu lolos masuk ke sekolah,” ujarnya singkat.

Insiden ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan menyeluruh di lingkungan pendidikan—bukan hanya terhadap barang bawaan, tetapi juga terhadap kondisi psikologis siswa.

Pendekatan lintas sektor antara sekolah, keluarga, dan aparat penegak hukum menjadi kunci mencegah tragedi serupa terulang.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.