Survei KedaiKopi: 80,7% Masyarakat Setuju Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional
kumparanNEWS November 09, 2025 10:40 AM
Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) merilis hasil survei terbarunya mengenai persepsi publik terhadap wacana pengangkatan Presiden RI ke-2, Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional.
Hasil survei menunjukkan 80,7 persen responden menyatakan mendukung Soeharto dijadikan Pahlawan Nasional.
Founder Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio alias Hensa menjelaskan alasan utama publik mendukung Soeharto adalah karena keberhasilannya dalam program swasembada pangan sebesar 78 persen, dan Pembangunan Indonesia sebesar 77,9 persen responden.
"Yang terbanyak karena berhasil membawa Indonesia swasembada pangan, kemudian berhasil melakukan pembangunan di Indonesia, karena sekolah murah dan sembako murah, karena stabilitas politik yang baik, lainnya macam-macam ada perjuangan kemerdekaan dan militer," kata Hensa dalam keterangannya dikutip Minggu (9/11).
Namun, Hensa menjelaskan, terdapat 15,7 responden yang menolak pengangkatan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Ia mengatakan, mayoritas yang tidak setuju pengangkatan Soeharto menjadi presiden karena adanya kasus korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) sebesar 88 persen, isu pembungkaman kebebasan berpendapat dan pers sebesar 82,7 persen, dan isu pelanggaran HAM sebesar 79,6 persen responden.
"Ini adalah poin krusial. Dukungan pada Soeharto didasarkan pada aspek pembangunan dan kesejahteraan ekonomi, namun penolakan didominasi oleh isu KKN, pelanggaran HAM, dan kebebasan sipil. Ini adalah hal yang harus dipertimbangkan oleh Dewan Gelar," jelas Hensa.
Persepsi Publik terhadap Wacana Gus Dur Jadi Pahlawan Nasional
Sementara itu, Hensa menjelaskan dukungan untuk Gus Dur juga mencapai angka mayoritas yang tinggi, yakni 78 persen responden menyatakan mendukung Gus Dur menjadi Pahlawan Nasional.
Alasan utama dukungan untuk Gus Dur adalah karena berhasil mengawal toleransi dan demokrasi Indonesia, sebesar 89,1 persen responden.
"Mayoritas mendukung Abdurrahman Wahid sebagai pahlawan nasional karena berhasil mengawal toleransi dan demokrasi Indonesia, kemudian karena menjadi Presiden yang sederhana dan keluarganya tidak memanfaatkan jabatan, menjadi Presiden yang dihormati kepada negara lain dengan diplomasinya, kemudian kinerja saat menjadi Presiden dirayakan," kata Hensa.
Namun, Hensa pun mengungkapkan alasan publik tidak mendukung Abdurrahman Wahid menjadi pahlawan nasional.
Berdasarkan hasil survei, sebesar 54,8 persen responden menilai kinerja Gus Dur sebagai presiden tidak teras, 47,8 persen responden menilai karena belum waktunya masih ada tokoh lain yang seharusnya lebih dahulu menjadi pahlawan nasional.
"Yang mendukung Gus Dur ini memang datang dari kelompok milenial dan gen-X yang memang merasakan sepak terjang Gus Dur sebagai Presiden maupun sebagai aktivis ataupun sebagai tokoh agama," ujar Hensa.
Adapun, survei dilaksanakan dengan metode CASI (Computer Assisted Self Interviewing) pada 5-7 November 2025 dengan melibatkan 1213 responden.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.