Sosok KRay Herni: Istri Eks Petinggi Polri yang Menjadi "Peneduh" Perdamaian di Keraton Surakarta
raka f pujangga November 09, 2025 09:30 PM

TRIBUNJATENG.COM, SOLO — Di balik perjalanan panjang Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang sarat makna dan nilai budaya, ada sosok perempuan tangguh yang selama ini berjalan dalam diam, namun nyata dalam setiap langkah pengabdiannya.

Dia adalah Kanjeng Raden Ayu (KRay) Herniatie Siana Munasari, atau yang akrab disapa Den Ayu Heny.

Selama ini, publik mungkin belum banyak mengetahui bahwa sosok KRay Herni merupakan istri dari seorang petinggi Polri yang baru saja purna tugas.

Fakta itu selama ini tak pernah ia ungkapkan secara terbuka.

“Bagi saya, pengabdian bukan untuk disorot, tapi dijalani dengan tulus. Saya ingin dikenal bukan karena siapa suami saya, tapi karena apa yang bisa saya lakukan untuk perdamaian,” ujarnya, Minggu (9/11/2025).

Kiprah KRay Herni mulai mencuri perhatian sejak tahun 2023, ketika ia hadir dan turut berperan dalam upaya perdamaian di lingkungan Karaton Surakarta.

Dalam masa-masa penuh ujian dan perbedaan pandangan di internal keraton, sosoknya menjadi peneduh di tengah gelombang, menghadirkan semangat damai dan persaudaraan di antara para keluarga besar keraton.

“Saya hadir di tahun 2023 untuk perdamaian,” ujarnya.

Ia hanya ingin menjaga harmoni di lingkungan Keraton Surakarta.

Di saat-saat sulit ketika Sinuhun Pakoe Boewono XIII tengah sakit hingga wafat, Den Ayu Heny senantiasa hadir. 

“Saat beliau sakit sampai tidak ada pun, saya selalu ada,” katanya.

KRay Herni dikenal luas di lingkungan keraton karena keinginannya menjaga perdamaian dan meneruskan nilai-nilai luhur.

Keberadaannya menjadi simbol perempuan Jawa yang tetap kokoh dalam kelembutan, dan bijak dalam kesederhanaan. 

Meski tak banyak muncul di hadapan publik, Den Ayu Heny terus menjadi bagian penting dalam perjalanan Keraton Surakarta. 

Ia selalu berusaha menghidupkan makna leluhur di balik tembok megah Sasana Parasedya dan Sasana Sewaka.

“Bagi saya, keraton adalah rumah doa. Di sinilah saya belajar tentang kesetiaan, keikhlasan, dan ketenangan,” katanya dengan mata yang berkaca-kaca.

KRay Herni hanya menitipkan satu pesan agar masyarakat tetap berdoa dan memberi penghormatan untuk almarhum Sri Susuhunan Pakoe Boewono XIII. 

Ia menyebut, tak ada kata lain selain terima kasih atas teladan dan kebijaksanaan sang raja semasa hidup.

“Semoga beliau diterima di sisi Gusti Allah dengan segala amal baik dan jasanya untuk keraton dan bangsa,” tandasnya.

KRay Herny ingin perdamaian di Keraton Surakarta terus terjaga selama-lamanya. (waw)



© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.