Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto menekankan perlunya untuk menumbuhkan kembali kepedulian sosial, melalui kegiatan Karang Taruna hingga organisasi Praja Muda Karana (Pramuka) agar aktif kembali, usai terjadinya ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Jumat (7/11).

Dalam rapat terbatas dengan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Kediaman Kertanegara, Jakarta, Minggu malam, Presiden Prabowo melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi membahas pentingnya peran Karang Taruna dan Pramuka dalam kehidupan bermasyarakat.

"Beliau juga menyampaikan bahwa kita memang perlu menumbuhkan kembali kepedulian sosial, menghidupkan kembali kehidupan bermasyarakat kita. Beliau juga tadi membahas bagaimana Karang Taruna harus aktif kembali, Pramuka harus aktif kembali," kata Prasetyo Hadi saat memberikan keterangan pers di Kawasan Kediaman Kertanegara, Jakarta, Minggu malam.

Pras, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa dalam rapat tersebut, Presiden Prabowo menilai terjadinya ledakan di SMAN 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang membuat puluhan siswa luka-luka, menjadi peringatan bagi kita semua.

Oleh karenanya, Presiden meminta lingkungan sekolah, terutama para guru untuk lebih memerhatikan keadaan sekitar, termasuk kondisi siswa yang mencurigakan.

"Kalau di lingkungan sekolah bagaimana para guru dan tenaga pendidik harus lebih aware atau perhatian manakala ada sesuatu yang mencurigakan," kata Pras.

Presiden juga menyoroti pengaruh gim daring yang dinilainya tidak menutup kemungkinan memengaruhi siswa untuk bertindak kekerasan.

Gim seperti PUBG, kata Pras, membuat pemainnya mudah mempelajari jenis senjata. Dalam hal ini, siswa juga seolah terbiasa melakukan kekerasan karena sering bermain gim tersebut.

"Di situ kan jenis-jenis senjata, juga mudah sekali untuk dipelajari, lebih berbahaya lagi. Ini kan secara psikologis, terbiasa melakukan yang namanya kekerasan itu sebagai sesuatu yang mungkin menjadi biasa saja," kata Pras.

Pada Jumat (7/11) sekira pukul 12.15 WIB, terjadi ledakan di lingkungan SMA Negeri 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, tepatnya dalam komplek Kodamar TNI Angkatan Laut (AL).

Menurut keterangan saksi, ledakan terjadi saat siswa dan guru sedang Shalat Jumat di masjid di sekolah tersebut. Letusan pertama pertama terdengar ketika khotbah sedang berlangsung, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda.

Ledakan itu menyebabkan para korban mengalami beragam cedera, termasuk luka bakar dan luka akibat serpihan, sekaligus menyulut kepanikan dari warga sekolah dan masyarakat sekitar.

Berdasarkan investigasi awal, pelaku diduga merupakan salah satu siswa dari sekolah tersebut.

Siswa itu dikabarkan mengalami perundungan (bullying) yang diduga menjadi motif untuk melakukan aksi tersebut.

Di lokasi juga ditemukan benda yang mirip senjata airsoft gun dan revolver yang setelah pemeriksaan dipastikan bahwa senjata itu adalah mainan.