Waktu Terbaik Mengonsumsi Minuman Isotonik yang Disarankan Ahli
kumparanFOOD November 10, 2025 11:20 AM
Saat berolahraga, tubuh akan mengeluarkan lebih banyak keringat dari biasanya. Bersamaan dengan keringat itulah, cairan dan mineral penting pun ikut terbuang. Makanya jika tidak segera diganti tubuh akan mengalami dehidrasi.
Untuk mencegah kondisi tersebut, banyak orang memilih minuman isotonik. Minuman ini memang sering dikaitkan dengan aktivitas fisik karena kemampuannya dalam menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang selama berolahraga.
Dikutip dari NDL Pro Health, minuman isotonik memiliki konsentrasi zat terlarut, seperti garam dan gula yang mirip dengan cairan tubuh, sehingga dapat diserap dengan cepat.
Biasanya, konsentrasi zat terlarut dalam minuman isotonik berada pada kisaran 6-8% (6-8g per 100ml air). Selain karbohidrat, minuman isotonik juga mengandung elektrolit utama seperti natrium, kalium, kalsium, dan magnesium. Natrium misalnya, biasanya berkisar 20-60 mmol/l, yang membantu mengganti garam yang hilang melalui keringat.
Karena sifatnya tersebut, minuman isotonik sangat direkomendasikan untuk menjaga keseimbangan cairan, mencegah dehidrasi, dan menghindari penurunan performa.
Namun, meski minuman ini dapat membantu menjaga hidrasi tubuh, cara mengonsumsinya juga perlu diperhatikan. Menurut pakar gizi Emilia Achmadi, waktu paling tepat untuk minum isotonik adalah saat berolahraga, karena saat itu tubuh kehilangan cairan sehingga harus segera diganti.
"Jadi bukan sebelum atau sesudah berolahraga," kata dia dikutip dari Antara, Kamis (6/11).
Ilustrasi minuman berenergi setelah berolahraga. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minuman berenergi setelah berolahraga. Foto: Shutterstock
Emilia juga menyarankan untuk meminumnya sedikit demi sedikit, bukan sekaligus dalam jumlah banyak. Cara ini membantu tubuh menyerap cairan dengan lebih optimal dan mencegah rasa tidak nyaman di perut.
Minuman isotonik juga lebih tepat untuk orang yang melakukan aktivitas fisik berat, misalnya mereka yang rutin berolahraga minimal dua jam per hari. Sebab, bagi yang aktivitasnya tidak terlalu menguras tenaga, minuman isotonik tidak memberikan manfaat yang berarti bagi tubuh.
Untuk mengetahui seberapa banyak cairan yang perlu diganti, Emilia menyarankan untuk menimbang tubuh sebelum dan sesudah berolahraga. "Kalau turun 500 gram, harus diganti minimal 500 gram lebih sedikit," jelasnya.
Meski bermanfaat, ia juga mengingatkan jangan mengonsumsi minuman isotonik terlalu banyak karena akan membuat garam masuk secara berlebihan ke dalam tubuh. Salah satu dampak negatif terlalu banyak mengonsumsi garam adalah tekanan darah meningkat, sehingga timbul risiko penyakit jantung dan stroke.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.