Daftar Makanan dan Minuman yang Paling Merusak Otak Manusia
kumparanSAINS November 10, 2025 02:40 PM
Peneliti dari Virginia Tech di AS menemukan fakta dua jenis makanan yang paling berbahaya bagi kesehatan otak manusia: daging olahan dan minuman manis ultra-proses seperti soda dan teh dalam kemasan.
Mereka yang mengonsumsi satu porsi makanan atau minuman tersebut setiap hari tercatat memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan fungsi kognitif, termasuk gangguan yang berkaitan dengan demensia dan Alzheimer.
Temuan ini berasal dari analisis data University of Michigan Health and Retirement Study yang melibatkan 4.750 warga AS berusia 55 tahun ke atas. Peneliti memantau kondisi mereka selama tujuh tahun (2014 hingga 2020) dan menilai kemampuan kognitif peserta setiap dua tahun sekali.
Sebelumnya, berbagai studi sudah menunjukkan bahwa makanan ultra-proses (ultra-processed foods/UPFs) berdampak buruk bagi kesehatan. Pola makan tinggi UPF dikaitkan dengan obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, depresi, kecemasan, bahkan peningkatan risiko kematian dini.
Namun, riset ini menjadi yang pertama menelusuri kategori makanan ultra-processed secara spesifik dan hasilnya cukup mengejutkan, daging olahan dan minuman manis menempati posisi paling berbahaya bagi otak.
“Bayangkan kombinasi pizza daging dan segelas cola, itu bisa jadi bom ganda bagi otak,” tulis laporan penelitian tersebut.
Para peneliti menggunakan berbagai tes untuk mengukur kesehatan otak, termasuk tes daya ingat jangka pendek dan panjang, serta tes berhitung mundur dan pengurangan angka beruntun.
Diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition, hasilnya menunjukkan 1.363 peserta yang terlibat dalam studi ini mengalami penurunan fungsi kognitif selama masa penelitian.
Ilustrasi mengonsumsi minuman bersoda. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengonsumsi minuman bersoda. Foto: Shutter Stock
Mereka yang makan satu porsi tambahan daging olahan setiap hari memiliki risiko 17 persen lebih tinggi mengalami gangguan kognitif. Sedangkan mereka yang rutin minum minuman manis (seperti soda, teh manis, atau jus kemasan) memiliki risiko 6 persen lebih tinggi.
Menariknya, konsumsi total makanan ultra-proses secara umum tidak secara signifikan meningkatkan risiko penurunan fungsi otak. Produk lain seperti camilan asin, makanan siap saji, permen, atau olahan susu tidak menunjukkan hubungan kuat dengan gangguan kognitif.
Menurut peneliti, langkah paling sederhana untuk melindungi otak adalah mengurangi daging olahan dan minuman manis.
“Ada hal-hal yang bisa kita ubah,” kata Brenda Davy, profesor nutrisi manusia dan salah satu penulis studi seperti dikutip Science Alert. “Kuncinya adalah moderasi , bijak dan seimbang dalam memilih makanan.”
Data menunjukkan bahwa 65 persen makanan dan 38 persen minuman yang dibeli orang Amerika pada 2020 tergolong ultra-proses. Produk ini biasanya mengandung zat aditif buatan seperti pewarna, perasa, dan pengemulsi, bahan yang tidak akan ditemukan dalam masakan rumahan.
Lebih dari separuh asupan kalori harian generasi muda hingga lansia kini berasal dari makanan jenis ini. Untuk mengatasi tren berbahaya tersebut, peneliti menyarankan agar kelas memasak dijadikan bagian dari program kesehatan masyarakat.
“Mengetahui apa yang harus dimakan hanyalah setengah dari perjuangan,” ujar Ben Katz, ilmuwan pengembangan manusia dari Virginia Tech. “Bagian lainnya adalah membekali orang dengan kemampuan memasak untuk menyiapkan makanan sehat itu sendiri.”
Dengan kata lain, solusi untuk menjaga kesehatan otak bisa dimulai dari dapur, yakni dengan mengurangi makanan cepat saji dan kembali ke masakan rumahan.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.