Ribuan mantan pekerja PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menggelar aksi demo, Senin (10/11/2025).
Demo tersebut digelar di depan Pabrik Sritex yang terletak di jalan Sawah, Banmati, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Para mantan karyawan Sritex kompak mengenakan pakaian serba hitam dengan pita merah putih di lengan.
Mereka berkumpul sejak pukul 09.00 WIB.
Acara aksi dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa.
Setelah itu, para karyawan Sritex melakukan orasi dan membaca puisi Marsinah.
Aksi ini merupakan bentuk protes atas belum selesainya pembayaran hak-hak mereka sejak perusahaan dinyatakan pailit sekitar sembilan bulan lalu.
Kuasa hukum mantan karyawan Sritex, Asnawi mengatakan aksi ini merupakan inisiatif langsung dari para mantan pekerja yang merasa perjuangan mereka belum mendapatkan titik terang.
“Para pekerja ini sudah menuggu sembilan bulan, katanya September atau Oktober selesai, tapi kenyataannya belum ada titik terang,” ujar Asnawi.
Asnawi mengatakan, mantan pekerja Stitex berharap hak-haknya segera dibayar.
“Jadi rekan-rekan ini meminta bahwa pertama hatanlah hak-haknya supaya harga dibayarkan. Yaitu mulai dari Pesangon, PNK, PKWT. Kemudian uang dan uang tunjangan hari raya."
"Jadi ada uang gaji di bulan Februari itu, gajinya mereka harus dipotong, antara lain untuk pembayaran asuransi, ada yang untuk pembayaran pinjaman, ada untuk pembayaran untuk angsuran perumahan, ada untuk potongan koperasi simpanan pokok,” ujarnya.
Asnawi menyebut bahwa uang yang harusnya menjadi hak para mantan pekerja Sritex tiba-tiba diambil alih oleh kurator sejak pabrik tersebut pailit.
“Nah itu uang tersebut ada, uang itu ada di rekening manajemen. Namun telah diblokir oleh kurator. Sehingga sampai sekarang belum diserahkan ke kami para mantan karyawan Sritex,” ujarnya.
Selain menuntut kepastian pembayaran hak, para manyan karyawan juga meminta gaji mereka yang terpotong pada Februari 2025 senilai sekitar Rp2 miliar segera dibayarkan di luar proses kepailitan, karena dana tersebut tidak terkait langsung dengan aset yang masuk dalam proses lelang.
Asnawi menyebut, sebanyak 8.475 mantan karyawan Sritex menunggu hak-haknya dibayar.
Asnawi mengatakan, banyak para mantan karyawan Sritex yang tidak bekerja hingga sekarang karena sudah memasuki usia tidak produktif.
“Jadi karyawan yang totalnya 8.475 itu masih menanti haknya sampai sekarang."
"Mereka sangat menanti sekali karena banyak yang belum bekerja sampai sekarang, uang bekerja hanya sebagian saja. Apalagi karyawan cerita sebagian usianya sudah usia yang tidak produktif."
"Jadi mau kerja di mana dia akan kesulitan juga mencari pekerjaan,” katanya.
Asnawi menyebut, para mantan pekerja Sritex yang mengikuti aksi sebanyak 1.200 orang.
“Peserta aksi sekitar 1.200 orang. karena sesuai dengan pita tadi yang ada, disediakan 1.000 masih kurang."
"Ini sudah kita batasi, kalau kita tidak batasi mungkin lebih jumlahnya akan lebih besar karena sesuai dengan himbauan dari polisian supaya personilnya atau anggota yang ikut demo dibatasi, “ katanya.
Sementara itu, Agus Wicaksono, mantan karyawan Sritex mengaku mengikuti aksi demo karena haknya selama 9 bulan belum dipenuhi.
Ia mengatakan mendesak Kurator agar segera membayar hak mantan karyawan Sritex.
“Masalah pesangon, yang kedua mendesak kurator untuk segera membayarkan pesangonnya,” katanya.
Agus Wicaksono berharap agar Presiden Prabowo Subianto bisa turun tangan menyelamatkan teman-teman karyawan Sritex.
“Pesangon dan THR seperti yang sudah kita ajukan ke kurator sekitar Rp380 miliar yang harus dibayarkan kurator kepada ex-karyawan Sritex,” katanya.
Agus mengatakan saat ini mantan Karyawan Sritex sangat berharap agar haknya terpenuhi, apalagi menjelang Lebaran 2026.
“Sekarang kan teman-teman kan sudah menjelang lebaran dan puasa Ramadhan, ini kan membutuhkan uang."
"Kami menunggu sampai akhir tahun ini ada perubahan signifikan dari kurator atau tidak. Kalau tidak kita Januari akan lebih besar lagi kita turun menggelar demo untuk menuntut itu,” tandasnya. (*)