Ringkasan Berita:
- Program Gerobak Cinta di Jember akan membantu sebanyak 1.282 pedagang keliling dengan anggaran Rp 12,5 miliar dari APBD pada 2026.
- Ditargetkan satu pedagang meningkatkan omzet harian 15–20 persen melalui efisiensi penyimpanan dan penjualan produk dengan perputaran ekonomi Rp 1,2 miliar di sektor mikro.
- Program Gerobak Cinta direncanakan berlanjut dengan dukungan pelatihan, akses permodalan, hingga digitalisasi pemasaran.
SURYA.CO.ID, JEMBER - Pemkab Jember segera merealisasikan program Gerobak Cinta (Gerobak dan Rombong Bantuan Cipta Tangguh) untuk pelaku usaha mikro, mlijo dan pedagang kaki lima (PKL) tahun anggaran 2025.
Bantuan gerobak dan rombong tersebut nantinya akan diberikan kepada 1.282 penerima manfaat yang menggunakan anggaran Rp 12,5 miliar dari APBD 2025.
Bupati Jember, Muhamad Fawait menjelaskan, bantuan sarana bisnis pengusaha mikro ini membuat bisnis usaha mereka efisien dan produk jualannya tahan lama.
"Misalkan satu pedagang mampu meningkatkan omzet harian 15–20 persen melalui efisiensi penyimpanan dan penjualan produk. Maka dalam skala 1.282 penerima akan terjadi perputaran ekonomi tambahan lebih dari Rp 1,2 miliar di sektor mikro," kata Gus Fawait, Senin (10/11/2025).
Menurutnya bantuan ini bukan sekadar memberikan rombong baru, tetapi sarana jualan yang dilengkapi cooler box untuk menjaga kesegaran bahan pangan seperti ikan, ayam, dan daging.
"Teknologi sederhana tersebut diharapkan dapat menekan tingkat kerusakan barang dagangan dan meningkatkan pendapatan pedagang secara langsung," kata Gus Fawait.
Gerobak Cinta ini, lanjutnya, adalah bentuk kehadiran Pemkab Jember terhadap pedagang kecil. Karena mereka adalah jantung ekonomi rakyat.
"Menciptakan lapangan kerja dan menopang perputaran ekonomi harian. Dampaknya berpotensi memperkuat konsumsi rumah tangga serta kesejahteraan ekonomi keluarga," imbuh Gus Fawait.
Hal ini diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jember 2024. Gus Fawait mengungkapkan, pedagang besar dan eceran hanya menyumbang 14,82 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB).
"Namun pelaku usaha mikro kerap menghadapi keterbatasan modal, sarana usaha yang kurang memadai, serta rentan fluktuasi harga," ulasnya.
Melalui program ini, Gus Fawait berharap bisa menjawab persoalan yang dihadapi pedagang kecil, agar lebih berdaya dan bisnisnya berkelanjutan.
"Program Gerobak Cinta direncanakan berlanjut dengan dukungan pelatihan, akses permodalan, hingga digitalisasi pemasaran," paparnya.
Karena itu, Gus Fawait menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,3–5,5 persen, sekaligus ada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Di balik rombong sederhana itu ada keluarga yang menggantungkan harapan. Gerobak Cinta bukan sekadar alat berdagang, tetapi simbol keadilan ekonomi dan cinta pemerintah untuk rakyatnya,” tegas Gus Fawait. *****