Hewan Ini Punya Otak di Seluruh Tubuh, Buka Pemahaman Baru soal Sistem Saraf
kumparanSAINS November 17, 2025 01:40 PM
Landak laut, atau di Indonesia lebih dikenal dengan bulu babi, mungkin terlihat seperti gumpalan duri tak bernyawa. Namun jika diperhatikan lebih dekat, makhluk yang tampak mirip alien ini justru menyimpan sistem “otak sekujur tubuh” yang jauh lebih kompleks dari dugaan kita. Temuan ini bahkan menantang pemahaman lama soal sistem saraf, evolusi, hingga definisi kecerdasan itu sendiri.
Kelompok hewanechinodermata, termasuk bintang laut, mentimun laut, hingga bulu laut, selama ini sering dianggap sebagai makhluk sederhana. Mereka tampak cantik untuk dilihat, namun tidak punya banyak fitur yang biasanya kita asosiasikan dengan hewan cerdas, terutama otak terpusat.
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan percaya echinoderm hanya memiliki sistem saraf sederhana berbentuk radial, tak lebih dari jaringan saraf yang saling terhubung tanpa pusat kendali seperti otak. Namun riset terbaru membalik persepsi itu.
Tim peneliti memetakan setiap sel pada bulu babi ungu (Paracentrotus lividus) setelah ia bermetamorfosis dari fase embrio ke bentuk dewasa. Mereka menggunakan analisis sel tunggal dan ekspresi gen untuk melihat bagaimana struktur sarafnya terbentuk.
Hasil studinya yang terbit di Scientific Reports, ilmuwan menemukan beragam tipe sel saraf yang jauh lebih kompleks dari perkiraan. Ratusan neuron menunjukkan ekspresi gen yang terkait dengan “kepala” pada echinoderm, sekaligus gen yang juga hadir pada sistem saraf pusat vertebrata. Artinya, bukan sekadar jaringan saraf sederhana, bulu laut justru memiliki sistem terintegrasi mirip otak yang menyebar ke seluruh tubuhnya.
Periset juga menemukan sel-sel peka cahaya yang tersebar di permukaan tubuh bulu laut. Sel ini mirip dengan sel-sel di retina manusia, tapi tidak terkonsentrasi di satu organ seperti mata, melainkan menyebar di seluruh tubuh.
Berdasarkan temuan ini, para ilmuwan menyimpulkan bulu laut sama sekali tidak layak disebut hewan enggak punya otak. Sebaliknya, mereka mengusulkan konsep all-brain, yaitu sistem saraf yang tidak terpusat dan tidak memiliki organ sensorik jelas, tetapi tersebar sebagai jaringan intelektual di seluruh tubuh.
“Hasil studi kami menunjukkan bahwa hewan tanpa sistem saraf pusat konvensional tetap bisa mengembangkan struktur mirip otak,” kata Dr. Jack Ullrich-Lüter, penulis pertama studi dari Museum für Naturkunde Berlin, mengutip IFL Science. “Ini benar-benar mengubah cara kita memandang evolusi sistem saraf kompleks.”
Manusia memang cenderung mengakui kecerdasan hanya pada makhluk yang sistem sarafnya mirip dengan kita. Kita mudah menerima bahwa simpanse atau lumba-lumba itu pintar, tetapi mulai ragu ketika kecerdasan muncul dalam bentuk yang asing, seperti pada burung gagak yang pandai memecahkan masalah, cumi-cumi yang bisa berkamuflase cerdas, atau jamur lendir yang bisa membuat keputusan kolektif.
Gurita menjadi contoh sempurna. Dengan otak berbentuk donat yang melingkari kerongkongan dan jaringan otak mini di setiap lengannya, gurita dulu dianggap sederhana. Namun kini kita tahu bahwa gurita adalah salah satu invertebrata paling cerdas dan sensitif di Bumi.
Mungkin, sudah waktunya kita melihat landak laut dengan cara yang sama. Jauh dari kesan sebagai makhluk laut kaku tanpa perasaan, echinoderm ternyata memiliki bentuk kecerdasan yang unik seolah berasal dari dunia lain yang masih belum sepenuhnya kita pahami.