Ilmuwan Sebut Manusia Punya Indra Ketujuh, Bisa ‘Sentuh’ Benda dari Jarak Jauh
kumparanSAINS November 17, 2025 02:01 PM
Selama ini kita mengenal manusia memiliki lima indra utama, terdiri dari penglihatan, penciuman, pengecap, peraba, dan pendengaran. Bahkan beberapa orang percaya adanya indra keenam.
Kini, para ilmuwan menemukan sesuatu yang lebih mengejutkan, yakni “indra ketujuh” yang benar-benar nyata, dan agak menyeramkan: Kemampuan untuk merasakan sesuatu tanpa benar-benar menyentuhnya.
Penemuan ini disebut dengan istilah remote touch atau sentuhan jarak jauh. Dan untuk pertama kalinya, kemampuan ini berhasil dibuktikan ada pada manusia.
Elisabetta Versace, Dosen Senior Psikologi sekaligus pemimpin Prepared Minds Lab di Queen Mary University of London, Inggris, mengatakan penemuan ini dapat mengubah cara kita memahami dunia persepsi manusia, atau apa yang disebut sebagai receptive field, yaitu bagaimana makhluk hidup merasakan dunia di sekitarnya.
Singkatnya, kemampuan ini memungkinkan manusia mendeteksi benda yang tertimbun di dalam material granular seperti pasir, hanya lewat sensasi tekanan dan getaran halus. Fenomena serupa selama ini diketahui dimiliki oleh beberapa jenis burung pantai, yang menggunakan paruhnya untuk merasakan mangsa yang bersembunyi di bawah pasir.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan manusia juga bisa melakukannya. Dalam eksperimen pertama, para relawan diminta menemukan benda yang tersembunyi di dalam pasir, tanpa melihat, hanya dengan ujung jari mereka. Hasilnya, mereka berhasil menemukan benda tersebut dengan akurasi mencapai 70 persen, meskipun posisi benda tertutup cukup dalam.
Perbesar
Seekor burung Bekuntul mencari makan di kawasan Pantai Pandan Tapteng, Sibolga, Sumatera Utara, Jumat (17/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
“Hasil penelitian pada manusia mengonfirmasi bahwa kita bisa mendeteksi benda dengan ketepatan 70,7 persen pada jarak sekitar 6,9 sentimeter,” tulis laporan penelitian yang dipresentasikan di 2025 IEEE International Conference on Development and Learning (ICDL).
Kendati begitu, peneliti mencatat jarak rata-rata yang paling sering berhasil adalah sekitar 2,7 sentimeter.
Secara teori, kemampuan itu seharusnya tidak mungkin. Berdasarkan perhitungan fisika, getaran dari benda padat yang tertimbun pasir hanya bisa dirasakan sejauh 1 milimeter saja. Tapi dalam percobaan ini, manusia bisa mendeteksinya hingga 7 sentimeter. Peneliti menduga, kemampuan kita mendeteksi benda tersembunyi berasal dari deteksi perpindahan antar-partikel pasir.
Dengan kata lain, tubuh manusia ternyata memiliki sensitivitas luar biasa terhadap perubahan kecil di sekitar permukaannya, jauh melebihi yang diperkirakan ilmuwan sebelumnya.
Menariknya, kemampuan ini bukan sekadar keajaiban biologis. Menurut Zhengqi Chen, mahasiswa doktoral di Advanced Robotics Lab Queen Mary, pengetahuan ini bisa diterapkan di banyak bidang.
“Kemampuan merasakan sesuatu tanpa menyentuh akan berguna dalam banyak bidang. Seperti menemukan artefak arkeologi atau menjelajahi medan berpasir atau berbutir seperti di Mars dan dasar laut,” katanya, mengutip IFL Science.
Namun, aplikasi seperti ini kemungkinan besar akan dilakukan oleh robot. Itu sebabnya tim peneliti juga mencoba mengajarkan indra ketujuh ini ke mesin. Dalam eksperimen kedua, para peneliti menggunakan sensor sentuh robotik yang dilatih dengan algoritma kecerdasan buatan Long Short-Term Memory (LSTM). Tujuannya, meniru kemampuan manusia dalam merasakan benda tanpa kontak langsung.
Perbesar
Ilustrasi robot. Foto: REUTERS/Evan Garcia
Hasilnya, robot juga berhasil melakukannya, meskipun dengan tingkat akurasi yang lebih rendah, sekitar 40 persen. Menariknya, robot justru mampu mendeteksi benda dari jarak lebih jauh, hingga 7,1 sentimeter.
“Yang membuat penelitian ini menarik adalah bagaimana eksperimen manusia dan robot saling melengkapi,” kata Lorenzo Jamone, profesor robotika dan AI di University College London. “Eksperimen pada manusia membantu melatih robot, sementara hasil dari robot memberi kita sudut pandang baru untuk memahami cara kerja otak manusia.”
Dengan pemahaman baru ini, para peneliti berharap akan lahir teknologi dan sistem robotik yang lebih sensitif, mampu beroperasi di lingkungan ekstrem di mana sentuhan langsung atau penglihatan tak mungkin dilakukan.
“Penemuan ini membuka peluang untuk menciptakan alat dan teknologi bantu yang memperluas kemampuan indra peraba manusia,” ujar Chen. “Pengetahuan ini bisa membantu pengembangan robot canggih yang sanggup melakukan operasi rumit dengan sentuhan lembut.”
“Secara lebih luas, riset ini bisa membawa kita pada sistem berbasis sentuhan yang membuat eksplorasi terhadap dunia tersembunyi atau bahkan berbahaya menjadi lebih aman, cerdas, dan efektif.”