3 Astronaut China Kembali ke Bumi Usai Sempat Gagal Pulang
kumparanSAINS November 17, 2025 04:00 PM
Tiga astronaut China akhirnya mendarat dengan selamat di Bumi pada Jumat (14/11) sore, mengakhiri drama sembilan hari penundaan kepulangan mereka akibat insiden tak terduga di luar angkasa.
Misi mereka yang seharusnya berakhir pada 5 November lalu terpaksa diundur setelah pesawat antariksa Shenzhou-20 yang akan membawa mereka pulang mengalami kerusakan.
Menurut Badan Antariksa Berawak China (CMSA), ditemukan "retakan kecil" pada jendela Shenzhou-20. Kerusakan yang kemungkinan besar disebabkan oleh hantaman puing sampah luar angkasa membuat kapsul dianggap tidak memenuhi standar keselamatan untuk membawa pulang para astronaut.
Para astronaut, Chen Dong, Chen Zhongrui, dan Wang Jie, yang telah menyelesaikan misi enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Tiangong, terpaksa menggunakan pesawat Shenzhou-21 untuk kembali. Pesawat ini sejatinya baru tiba dua minggu sebelumnya untuk membawa kru pengganti mereka.
Kru Shenzhou-20 mendarat dengan selamat di situs pendaratan Dongfeng, wilayah Mongolia Dalam, China utara, sekitar pukul 16:40 waktu setempat.
"Misi ini adalah ujian sesungguhnya, dan kami bangga telah berhasil menyelesaikannya. Program luar angkasa China telah teruji, dengan seluruh tim menunjukkan kinerja yang luar biasa.Pengalaman ini meninggalkan kesan mendalam bagi kami bahwa keselamatan astronaut benar-benar diutamakan," ujar komandan misi Chen Dong, seperti dikutip kantor berita pemerintah China, Xinhua.
Rekan satu timnya, Wang dan Chen Zhongrui, juga mengungkapkan rasa syukurnya.
"Setelah enam bulan di luar angkasa, senang rasanya bisa kembali ke Bumi dan merasakan gravitasi lagi. Misi ini bukan hanya sebuah kesuksesan, tetapi juga perjalanan pertumbuhan diri yang menantang dan berat," kata Wang.
Roket pembawa Long March-2F, yang membawa pesawat ruang angkasa Shenzhou-20 dan tiga awak astronot, lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi, Tiongkok barat laut pada 24 April 2025. Foto: Pedro PARDO / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Roket pembawa Long March-2F, yang membawa pesawat ruang angkasa Shenzhou-20 dan tiga awak astronot, lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi, Tiongkok barat laut pada 24 April 2025. Foto: Pedro PARDO / AFP

Ancaman Sampah Antariksa dan Masalah Logistik

Meski ketiga astronaut dalam kondisi baik, insiden ini meninggalkan masalah logistik pelik. Dengan digunakannya Shenzhou-21 untuk evakuasi darurat, kru baru yang kini berada di Stasiun Luar Angkasa Tiangong praktis "terjebak" tanpa pesawat evakuasi jika terjadi keadaan darurat.
CMSA menyatakan bahwa pesawat pengganti, Shenzhou-22, akan diluncurkan "pada waktu yang tepat di masa mendatang" untuk mengatasi masalah ini. Sementara itu, Shenzhou-20 yang rusak akan tetap berada di orbit untuk melakukan eksperimen lebih lanjut.
Insiden ini kembali menyoroti ancaman nyata dari sampah antariksa (space junk) yang terus meningkat. Laporan terbaru dari Badan Antariksa Eropa (ESA) pada 21 Oktober 2025 mengungkap data yang mengkhawatirkan: orbit Bumi telah menjadi tempat pembuangan sampah raksasa.
Laporan Lingkungan Antariksa (Space Environment Report) dari ESA bahkan menyebut total massa objek buatan manusia yang mengorbit Bumi kini telah melampaui 13.500 metrik ton, hampir dua kali lipat berat struktur besi Menara Eiffel.
Model statistik ESA memperkirakan ada sekitar 1,2 juta objek berukuran 1 hingga 10 cm dan lebih dari 130 juta objek berukuran 1 mm hingga 1 cm yang melesat di orbit, masing-masing berpotensi menyebabkan kerusakan katastropik pada satelit maupun fasilitas antariksa berawak.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.