Alasan Pemain Incaran Timnas U-17 Indonesia Milik Manchester City Mendadak Pensiun Dini
Lukman Adhi Kurniawan November 19, 2025 10:15 PM

BOLASPORT.COM -Gabriel Han Willhoft-King memutuskan untuk berhenti berkarir di sepak bola.

Gabriel sempat masuk dalam radar timnas U-17 Indonesia yang akan bertugas di Piala Dunia U-17 2023 lalu.

Darah Indonesia mengalir dan sang ayah yang berasal dari Jakarta dan ibunya adalah orang Amerika keturunan China.

Saat diincar oleh Garuda Asia, dia masih berstatus pemain Tottenham Hotspur U-18.

Sebelum memutuskan pensiun dia sempat pindah ke Manchester City U-21 dan bermain dalam satu pertandingan.

Namun, dia akhirnya berhenti dalam karirnya sebagai pemain sepak bola dan fokus berkuliah di Oxford University.

Gabriel Han Willhoft-King menjelaskan bahwa keputusan untuk mundur dari sepak bola sebenarnya cukup berat.

Apalagi, dia sudah bisa masuk ke tim muda City dan berpeluang menambah pengalaman.

Setelah mengalami cedera panjang dia akhirnya menyadari bahwa olahraga tersebut bukan prioritasnya.

Beasiswa dari Oxford kemudian merubah masa depannya dan memilih berkuliah.

“Saya tidak mengenal banyak orang yang, ketika mereka bergabung dengan tim Man City U-21, akan memutuskan untuk berhenti pada tahap itu."

"Karena ketika Anda bermain untuk tim Man City U-21, ekspektasinya adalah untuk mengejar karier," kata Gabriel Han Willhoft-King dilansir BolaSport.com dari laman The Guardian.

Sosok yang lahir di London ini menilai bahwa sepak bola masih bisa menjadi kegiatannya.

Tentunya, kuliah menjadi prioritas utama meski beberapa momen olahraga tersebut bisa dia lakukan.

Keputusan ini sudah bulat dan dia akhirnya memilih untuk fokus dalam pendidikan.

"Saya selalu merasa kurang terstimulasi dalam sepak bola. Jangan salah paham. Saya masih menyukainya."

"Tapi saya selalu merasa bisa melakukan lebih banyak. Saya membuang-buang jam-jam dalam sehari. Saya butuh sesuatu yang berbeda dan Oxford membuat saya excited; orang-orangnya juga. Saya kira itulah alasannya."

"Cedera adalah faktor besar, tapi itu jawaban yang mudah. Saya merasa butuh sesuatu yang sedikit lebih … terutama secara intelektual, yang terdengar cukup pretensius," terangnya.

Gabriel melanjutkan, dia tidak yakin bisa terus fokus dari sepak bola.

Menurutnya, konsisten hingga 15 tahun ke depan akan jadi hal yang cukup sulit.

Ini juga jadi salah satu alasan dia akhirnya memilih untuk berkuliah.

"Misalkan saya memiliki karier di Liga Satu atau Championship… Anda bisa mendapatkan penghasilan yang bagus. Tapi seberapa besar saya akan menikmatinya? Di dalam pikiran saya, saya tidak yakin."

"Selain itu, skenario terbaik – kamu akan bermain selama 10, 15 tahun, dan setelah itu, apa? Saya berpikir bahwa kuliah akan memberikan landasan bagi saya untuk melakukan sesuatu setidaknya selama lebih dari 10 hingga 15 tahun ke depan. Jadi, ini juga merupakan hal yang bersifat jangka panjang," tutupnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.