Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan seluruh pengungsi akibat erupsi Gunung Semeru telah mendapatkan penanganan maksimal, baik tempat pengungsian, fasilitas dapur umum, maupun layanan kesehatan.
"Insyaallah ter-manage ya. Bagaimana itu terkait yang mengungsi, kemudian dapur umumnya, kemudian layanan kesehatannya," kata dia di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengaku sudah menyerahkan bantuan logistik, berupa makanan, untuk korban berusia anak-anak dan lansia.
Dengan begitu, katanya, pengungsi berusia anak-anak dan lansia telah terjamin kebutuhan terkait makanan selama berada di lokasi pengungsian.
Untuk korban yang mengalami luka bakar akibat terkena material panas erupsi Gunung Semeru, kata dia, telah mendapatkan penanganan intensif dari tim kesehatan.
Total korban luka-luka berjumlah tiga orang.
Korban pertama dan kedua merupakan pasangan suami istri asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Keduanya mengalami luka setelah terjatuh ketika berkendara saat melintas Jembatan Gladak Perak, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang yang ketika itu dalam kondisi licin serta tertutup material panas erupsi Gunung Semeru.
"Kemudian yang satu itu terjebak di rumah, saat terbangun tidak menyadari bahwa itu lumpur panas. Akhirnya dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
Secara keseluruhan, kata dia, sesungguhnya proses evakuasi yang dilakukan semua pihak terkait telah berjalan dengan baik.
Selain itu, wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru, seperti Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, terus dilakukan penanganan secara gotong royong.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang.
Gubernur Jawa Timur dua periode ini, mengatakan pola penanganan di Kecamatan Candipuro menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Lumajang, sedangkan pemerintah provinsi berkonsentrasi di Kecamatan Pronojiwo.
"Pengungsi kalau malam itu banyak, kalau siang kembali ke rumah, mencari apa yang masih bisa diamankan," ucap dia.







