Ringkasan Berita:
- Bayi dapat menunjukkan tanda-tanda hernia sejak hari-hari pertama kehidupannya
- Hernia bukanlah kondisi yang sulit dikenali bila orang tua tahu gejalanya
- Meski sebagian besar hernia pada anak tidak menimbulkan nyeri pada awalnya, kondisi ini tetap membutuhkan evaluasi dokter
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hernia pada anak sering disangka sebagai kondisi yang hanya muncul pada usia sekolah atau saat anak mulai aktif.
Padahal, sejumlah bayi dapat menunjukkan tanda-tanda hernia sejak hari-hari pertama kehidupannya.
Hernia muncul ketika organ seperti usus terdorong melalui celah otot yang belum kuat.
Benjolan terlihat di area pusar atau selangkangan, dan sering kali berubah ukuran sesuai aktivitas anak.
Fenomena hilang-timbul inilah yang membuat sebagian orang tua bingung membedakannya dengan kondisi lain seperti pembengkakan ringan atau peradangan kulit.
Dokter Spesialis Bedah Anak dr. Andi Lestiono, Sp. BA, FIAPS, menjelaskan bahwa hernia bukanlah kondisi yang sulit dikenali bila orang tua tahu gejalanya.
“Biasanya tanda-tanda hernia itu ada benjolan yang hilang timbul. Entah itu di pusar ataupun di selangkangan,” jelas dr. Andi pada live streaming Momspiration pada kanal YouTube Tribun Health, Kamis (20/11/2025).
Pada bayi, benjolan bisa membesar saat menangis atau mengejan, lalu mengecil ketika bayi tenang.
Sedangkan anak yang sudah berlari atau melompat, benjolan bisa terlihat lebih jelas setelah beraktivitas.
Karena bayi belum bisa mengomunikasikan rasa tidak nyaman, pemeriksaan rutin saat mandi atau mengganti popok sangat membantu untuk mendeteksi dini.
Secara perkembangan, ada bagian otot di sekitar pangkal paha dan pusar yang seharusnya menutup sempurna saat bayi masih dalam kandungan.
Bila bagian ini tidak menutup atau masih lemah, hernia lebih mudah muncul setelah lahir.
Kondisi bawaan ini juga bisa muncul lebih jelas seiring bertambahnya aktivitas anak.
Ketika mereka banyak bergerak, tekanan dalam perut meningkat sehingga tonjolan lebih mudah terlihat.
Meski sebagian besar hernia pada anak tidak menimbulkan nyeri pada awalnya, kondisi ini tetap membutuhkan evaluasi dokter.
Aliran darah ke usus bisa terhambat bila hernia terjepit, sehingga menimbulkan risiko serius.
Gejala seperti benjolan yang tidak dapat didorong kembali, perubahan warna kulit, nyeri hebat, atau anak tampak sangat rewel perlu mendapat perhatian segera.
Berbeda dengan mitos yang mengatakan bahwa hernia bisa sembuh sendiri, sebagian besar kasus pada anak membutuhkan tindakan untuk menutup celah otot agar tidak membahayakan organ dalam.
Penanganan dini dapat membantu anak terhindar dari komplikasi. Prosedur penanganan hernia pada anak cenderung aman dan proses pemulihannya cepat.
Dr. Andi menegaskan pentingnya penanganan segera untuk mencegah risiko lebih berat.
“Jadi sebaiknya segera setelah terdiagnosis. Semisal sudah, oh muncul ini, ada benjolan, kemudian diperiksakan ke dokter, dibutuhkanlah untuk biasanya langsung tindakan saja,"imbuhnya.
Pemeriksaan sederhana dapat dilakukan di rumah, misalnya dengan meraba area perut, pusar, dan selangkangan ketika anak mandi.
Bila tampak benjolan yang tidak biasa, konsultasi ke dokter bedah anak menjadi langkah terbaik.
Deteksi dini bukan hanya membantu mencegah komplikasi, tetapi juga memberi ketenangan bagi orang tua dalam memahami kondisi tubuh anak secara lebih menyeluruh.
( Aisyah Nursyamsi)