Apa itu Ghost Job, Fenomena yang Meresahkan Pencari Kerja?
Berita Hari Ini November 22, 2025 07:40 PM
Belakangan ini, muncul fenomena meresahkan di kalangan para pencari kerja, yakni ghost job. Tak hanya terjadi di Indonesia, fenomena ini juga ditemukan di wilayah belahan dunia lainnya, termasuk Amerika Serikat.
Dalam survei yang dilakukan ResumeBuilder pada tahun 2024 terhadap 1.641 manajer perekrutan (HR), ditemukan bahwa 40% perusahaan mengunggah ghost job pada tahun tersebut. Mengejutkannya lagi, 7 dari 10 manajer HR percaya bahwa tindakan ini dapat diterima secara moral.
Sebenarnya, apa itu ghost job yang dikeluhkan banyak pencari kerja? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Apa itu Ghost Job?

Ilustrasi pekerja di Indonesia. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pekerja di Indonesia. Foto: Darryl Ramadhan/kumparan
Ghost job merujuk pada lowongan pekerjaan yang sebenarnya tidak ada seperti hantu. Hal ini meresahkan dan membuat frustrasi para pencari kerja, karena mereka jadi berharap pada peluang yang sejak awal memang tidak ada.
Perusahaan mengunggah iklan lowongan pekerjaan palsu alias ghost job dengan tujuan beragam. Berikut ini beberapa tujuannya menurut survei ResumeBuilder:
  • 67% agar perusahaan tampak terbuka dengan talenta eksternal.
  • 66% agar perusahaan seolah-olah sedang berkembang, sehingga butuh tenaga kerja yang lebih banyak.
  • 63% untuk menghibur karyawan perusahaan, membuat mereka percaya bahwa beban kerjanya akan segera berkurang dengan adanya pegawai baru nanti.
  • 62% untuk membuat karyawan merasa posisinya dapat digantikan, sehingga mereka bekerja lebih keras lagi.
  • 59% perusahaan ingin mengumpulkan resume orang-orang untuk disimpan dan diseleksi di kemudian hari.
Pada intinya, perusahaan yang melakukan ghost job tidak memiliki niat untuk merekrut kandidat dalam waktu dekat. Strategi ini dinilai tidak etis dalam pasar tenaga kerja.
Dikutip dari laman Congress, ghost job membuat para pencari kerja merugi dari segi waktu. Mereka membuang waktu untuk fokus proses melamar kerja dan menanti pekerjaan yang sebenarnya tidak ada.
Selain itu, fenomena ini juga bisa mengurangi kepercayaan diri pencari kerja. Sebab, mereka terus tertolak untuk posisi pekerjaan yang sebenarnya memang tidak tersedia.
Tak hanya itu, sebenarnya ghost job juga dapat merugikan reputasi perusahaan. Pencari kerja bisa saja berhenti melamar di perusahaan tersebut, lalu membagikan pengalamannya di media sosial agar tak ada yang mengalami hal serupa.

Cara agar Tidak Tertipu Lowongan Kerja Palsu

Ilustrasi mencari kerja. Foto: Kateryna Onyshchuk/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mencari kerja. Foto: Kateryna Onyshchuk/Shutterstock
Dikutip dari laman Built In, berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari lowongan kerja palsu maupun ghost job:

1. Periksa Situs Web Perusahaan

Jika menemukan lowongan kerja di media sosial atau situs loker, periksa kembali apakah lowongan itu juga tercantum di web perusahaan tersebut. Sebab, biasanya pihak ketiga mengunggah loker yang sebenarnya sudah lama dicari perusahaan, namun posisi itu sudah diisi orang lain.

2. Periksa Kapan Lowongan Pekerjaan Diunggah

Jika lowongan pekerjaan diunggah lebih dari sebulan lalu, ada kemungkinan perusahaan tersebut telah merekrut atau tengah mewawancarai seseorang. Bisa jadi pula perusahaan itu sebenarnya tidak sedang mencari kandidat alias hanya mengunggah ghost job.

3. Waspadai Deskripsi Pekerjaan yang Tidak Jelas

Jika sebuah lowongan kerja tidak mencantumkan deskripsi yang jelas, bisa jadi ini adalah ghost job. Lowongan itu dibuat tidak spesifik agar selalu relevan untuk calon pelamar dari berbagai latar belakang di masa mendatang.

4. Manfaatkan Koneksi di Lingkungan Profesional

Salah satu cara jitu untuk menghindari lowongan kerja palsu atau ghost job adalah dengan menghubungi orang-orang di lingkungan profesional Anda.
Beritahu mereka bahwa Anda tengah mencari pekerjaan. Mereka mungkin dapat membantu dengan memberikan informasi loker yang kredibel.
Baca Juga: Fenomena Job Hugging, Tren di Kalangan Pekerja Belakangan Ini
(DEL)
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.