Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria menyoroti tantangan perubahan iklim yang membawa berbagai macam potensi dampak untuk masa depan Indonesia.
Dalam kegiatan Sidang Terbuka Majelis Pengukuhan Profesor Riset BRIN di Jakarta, Selasa, Arif mengungkapkan perubahan iklim membawa banyak dampak seperti halnya yang terjadi pada bidang gizi mikro.
"Jadi, kalau saya dan Pak Handoko (eks-Kepala BRIN) itu makan kangkung kira-kira 40 tahun lalu, dengan anak sekarang makan kangkung maka kandungan zat gizi mikronya berbeda. Mengapa berbeda? Karena faktor perubahan iklim. Jadi, perubahan iklim tidak saja berpengaruh pada unsur produktivitas tapi ternyata juga berpengaruh pada zat gizi mikro," katanya.
Selain soal gizi mikro, ungkap Arif, tantangan lain yang harus diperhatikan adalah di bidang kesehatan, di mana penularan penyakit dari hewan ke manusia atau zoonosis juga menjadi ancaman global.
"Penyakit masa depan adalah penyakit yang berbasis pada zoonosis, di mana hewan akan menjadi sumber penyakit sehingga sekarang pendekatan One Health sudah menjadi keniscayaan. Kita tidak bisa saja menggantungkan pada ahli-ahli human medicine, sekarang juga veterinary itu juga harus dilihat sebagai partner yang kuat untuk memperkuat riset dan inovasi di bidang kesehatan," ujarnya menegaskan.
Arif menyebutkan fenomena seperti ini menjadi penting untuk diperhatikan oleh para periset, termasuk halnya di bidang sains material yang kini harus menjadi isu yang perlu diperhatikan.
Ia menyebut Presiden Prabowo Subianto sempat menyinggung soal riset di bidang metalurgi, di mana terdapat banyak potensi yang bisa dimaksimalkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Seperti biomaterial. Biomaterial bisa menjadi alternatif ke depan. Karena banyak inovasi yang sudah berkembang, yang kemudian bisa menjadi alternatif bagi bahan material selama ini sudah ada," ucapnya.
Arif juga menyebutkan ekosistem industri seperti elektronika, garmen dan tekstil, hingga alas kaki juga harus mendapatkan penelitian dan pengembangan (RnD) yang setara, sebab berbagai industri tersebut juga berdampak kepada keterserapan tenaga kerja.
"Oleh karena itu, Bapak Presiden juga menyampaikan pesan bahwa industri itu juga harus dilihat agar kita tidak memiliki ketergantungan terhadap industri investor-investor maupun industri dari luar. Begitu pula soal persenjataan, begitu pula soal kesehatan," tutur Arif Satria.
Baca juga: Menteri PPPA ajak seluruh anak turut jaga bumi hadapi krisis iklim







