Komdigi Ingatkan Anak Muda: Gunakan AI untuk Kegiatan Produktif, Bukan Hanya Game
Acos Abdul Qodir November 28, 2025 09:33 PM
Ringkasan Berita:
  • Komdigi ingatkan generasi muda agar manfaatkan AI untuk produktivitas, bukan sekadar hiburan.
  • Adopsi AI di Indonesia tinggi, tapi ancaman otomatisasi kerja juga semakin nyata.
  • Komdigiforum 2025 jadi ruang kolaborasi lintas sektor memperkuat ekosistem digital nasional.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital RI (Komdigi) menaruh fokus pada masifnya perkembangan teknologi digital di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Komdigi, Ismail, mengingatkan generasi muda agar tidak memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) hanya untuk hiburan dan permainan.

Hal itu disampaikan Ismail saat memberikan sambutan dalam Komdigiforum 2025 di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (28/11/2025). 

Forum ini mengusung tema “AI and The Digital Industries Future” dan menjadi ruang strategis bagi pemimpin ekosistem digital, regulator, akademisi, pelaku industri, hingga komunitas teknologi untuk merespons akselerasi transformasi digital yang semakin dipicu oleh perkembangan AI.

"Saya menganggap bahwa tingkat penerimaan dan adopsi AI di Indonesia itu tinggi, terutama generasi muda. Harapan saya, AI ini bisa digunakan untuk hal-hal yang sifatnya produktif buat masyarakat," ujar Ismail.

Menurutnya, Indonesia berada di tengah gelombang kemajuan teknologi global.

Dengan bonus demografi yang dimiliki, generasi muda seharusnya mampu menjadi pelaku aktif, bukan sekadar penonton. 

"Ini memang ibarat mata uang ada dua kepingnya. Ada sisi manfaat, ada sisi ancaman. AI hadir dengan begitu banyak peluang, tapi juga risiko. Kita harus bisa memaksimalkan peluang dan meminimalkan risiko," katanya.

Ismail menyoroti potensi AI menggantikan peran manusia di sektor pekerjaan.

Berdasarkan data Komdigi, tingkat adopsi AI di dunia kerja meningkat dari 55 persen pada 2023 menjadi 78 persen di 2024. 

Tren global pun menunjukkan sekitar 88 persen perusahaan telah menggunakan AI dalam setidaknya satu fungsi bisnis pada 2025, dengan produktivitas karyawan meningkat signifikan di sektor yang terdampak langsung.

"Bahwa ada jenis pekerjaan yang akan tergantikan dengan AI tidak terhindarkan. Tapi akan muncul banyak jenis pekerjaan baru yang memanfaatkan AI dengan baik. Jadi intinya adalah kompetensi," tegasnya.

Ismail berharap generasi muda tidak tertinggal dalam gelombang perubahan teknologi.

"Teman-teman generasi muda jangan hanya gunakan AI untuk hiburan. Gunakan untuk hal-hal produktif. Kompetenlah dalam pemanfaatan AI agar tidak tertinggal dan bisa mengendalikan gelombang perubahan," pungkasnya.

Forum ini dihadiri peserta dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi dan pelaku UMKM.

Mereka mengikuti konferensi, diskusi panel, dan pameran solusi digital untuk memperkuat pemahaman serta mendorong adopsi teknologi AI.

Ketua penyelenggara Komdigiforum 2025, Muhammad Risal, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada mitra strategis Arthatel, Mitratel, dan Iforte atas dukungan yang memperkuat sinergi implementasi AI di Indonesia.

“AI bukan sekadar tren teknologi, melainkan fondasi masa depan industri dan masyarakat. Komdigiforum 2025 diharapkan menjadi ruang bersama untuk memperkuat kesiapan bangsa dalam menghadapi dinamika digital sekaligus membuka peluang pemanfaatan teknologi yang lebih inklusif, aman, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Komdigiforum 2025 menegaskan bahwa AI bukan sekadar tren hiburan, melainkan fondasi masa depan industri. Generasi muda yang kompeten akan menjadi kunci agar Indonesia mampu mengendalikan gelombang perubahan teknologi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.