Penghargaan ini bukan sekadar apresiasi, tetapi dorongan agar kita semua bekerja lebih intensif dalam menjaga keharmonisan

Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan kemajemukan merupakan kekayaan sosial yang menjadi identitas bangsa Indonesia, selain itu keberagaman agama, suku, budaya, bahasa, dan adat istiadat yang dimiliki bangsa ini merupakan fondasi berdirinya Indonesia.

“Indonesia ada karena kemajemukannya dan oleh karena kemajemukan itulah Indonesia ada,” kata Menag Nasaruddin Umar dalam sambutan saat Penganugerahan Harmony Award 2025 di Jakarta, Jumat malam.

Ia menekankan semangat Bhinneka Tunggal Ika harus terus dihidupi sebagai dasar merawat persatuan. Menurutnya, menjaga dan merawat kemajemukan sama halnya dengan menjaga keberlangsungan Indonesia sebagai rumah bersama.

Menurut dia, kerukunan umat beragama memegang peran vital dalam pembangunan nasional.

“Tanpa kerukunan, kita akan menghadapi banyak tantangan dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Kerukunan adalah kunci,” ujar Menag Nasaruddin Umar.

Penganugerahan Harmony Award, kata Menag, menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam merawat keharmonisan antar-umat beragama.

Penghargaan ini diberikan kepada pemerintah daerah dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang dinilai berperan aktif dalam menjaga kerukunan di wilayah masing-masing.

“Penghargaan ini bukan sekadar apresiasi, tetapi dorongan agar kita semua bekerja lebih intensif dalam menjaga keharmonisan,” kata Menag Nasaruddin Umar.

Ia menekankan kerukunan tidak cukup hanya menjadi slogan, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan nyata dan kerja berkelanjutan.

Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin menambahkan Harmony Award lebih dari sekadar simbol, tetapi sebuah motivasi untuk pemda dan FKUB agar terus memperluas jangkauan dan dampak kerukunan di masyarakat.

“Melalui Harmony Award, kami berharap lebih banyak daerah yang terinspirasi untuk memperkuat hubungan antar umat beragama dan mengembangkan program-program yang mendukung terciptanya kedamaian sosial,” katanya.

Kemenag berharap penghargaan ini tidak hanya menjadi tujuan akhir, tetapi titik tolak untuk kerja lebih keras dalam membangun kerukunan yang lebih luas dan lebih dalam.

Peserta yang ikut dalam Harmony Award tahun 2025 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ada 31 dari 38 pemerintah provinsi yang ikut, serta 328 dari 514 pemerintah kabupaten/kota, 35 dari 38 FKUB provinsi, dan 400 dari 512 FKUB kabupaten/kota.

Adapun daftar penerima Harmony Award 2025 yakni,

1. Kategori Pemerintah Provinsi: DKI Jakarta, D.I Yogyakarta, dan Jawa Tengah

2. Kategori Pemerintah Kabupaten: Mimika, Ciamis, Malang

3. Kategori Pemerintah Kota: Semarang, Surakarta, Manado

4. Kategori FKUB Provinsi: Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, D.I Yogyakarta

5. Kategori FKUB Kabupaten: Klaten, Nunukan, Pati

6. Kategori FKUB Kota: Manado, Makassar, Denpasar

7. Kategori Komitmen Tinggi dalam Perawatan Kerukunan: Gubernur Kalimantan Timur, Bupati Kabupaten Minahasa, Walikota Bekasi

8. Kategori Inspiratif FKUB: FKUB Kalimantan Timur, Kabupaten Mimika, Jakarta Selatan.

9. Kategori Penggerak Kerukunan: Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Tengah