Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta masih membuka pendaftaran operasi katarak gratis dalam rangka peringatan Hari Ibu 2025 hingga 5 Desember 2025, dengan kuota 100 orang.

"147 (sudah mendaftar per 1 Desember 2025). Mungkin setelah skrining medis, baru 50 persen yang benar-benar sudah membutuhkan operasi katarak," kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Operasi katarak yang dilakukan dengan metode gelombang ultrasonik dan tanpa jahitan itu diperuntukkan bagi warga yang berdomisili di DKI Jakarta dan berusia di atas 40 tahun. Warga dapat mendaftar melalui https://s.id/BaksosOperasiKatarak2025

Bagi calon pendaftar yang memiliki KTP dari luar wilayah Provinsi DKI Jakarta, maka harus melampirkan surat keterangan domisili dari RT setempat di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Nantinya, pendaftar akan mengikuti tahapan skrining pada 6 Desember 2025, dan mereka yang lulus skrining kemudian mendapatkan jadwal operasi pada 10 Desember 2025. Operasi dilakukan di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur.

Selanjutnya, pada 11 dan 17 Desember 2025, peserta kembali menjalani pemeriksaan untuk memastikan hasil yang optimal.

Operasi katarak gratis itu diadakan lewat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) wilayah Jakarta.

Kegiatan serupa juga diadakan tahun lalu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kalideres, Jakarta Barat. Saat itu, jumlah peserta yang lolos skrining dan akan dioperasi berjumlah 100 peserta dari total pasien yang mendaftar sekitar 220 orang.

Katarak merupakan gangguan penglihatan, yakni lensa mata menjadi keruh dan seperti berawan. Orang dengan katarak akan mengalami, di antaranya seperti selalu melihat kabut atau berasap. Kondisi ini dapat memburuk hingga mengganggu penglihatan, dan bahkan menyebabkan kebutaan.

Menurut Perdami, di Indonesia terdapat 8 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan, dengan rincian sebanyak 1,6 juta orang menderita kebutaan, serta 6,4 juta orang menderita gangguan penglihatan sedang dan berat.

Dari total kasus kebutaan yang ditemukan, sebanyak 81,2 persen disebabkan katarak atau diperkirakan 1,3 juta penduduk Indonesia mengalami kebutaan karena katarak.