Menteri LH Janji Ada Proses Hukum soal Banjir Aceh-Sumatera: Sudah Banyak Korban
kumparanNEWS December 03, 2025 02:20 PM
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nuqorfiq, menjanjikan akan mengusut secara hukum terkait bencana banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara dan Barat.
Kementerian Lingkungan Hidup akan memulai penyelidikan dengan memanggil pimpinan perusahaan-perusahaan yang melakukan pembabatan hutan di Sumatera.
Setelah banjir terjadi, beredar foto memperlihatkan gelondongan kayu di beberapa lokasi utamanya Sumatera. Sejumlah pihak menilai, pemicu banjir selain karena iklim, juga imbas kerusakan alam.
“Intinya ada penegakan hukum, kemudian penyelarasan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), kemudian pengendalian izin, rehabilitasi ekosistem, dan integrasi mitigasi aksi iklim dalam penataan ruang,” ucap Hanif dalam Rapat Kerja bersama Komisi XII DPR, di DPR pada Rabu (3/12).
“Mulai hari Senin, seluruh pimpinan perusahaan yang diindikasikan berdasarkan kajian cita satelit berkontribusi menghadirkan log-log pada banjir tersebut, kami akan undang untuk dilakukan proses-proses penjelasan kepada Deputi Gakkum, dan kami akan segera memulai langkah-langkah penyelidikan terkait dengan kasus ini,” tambahnya.
Hanif menilai, hukum harus ditegakkan dalam peristiwa yang merenggut nyawa ratusan orang ini.
“Tentu korban yang cukup banyak, tidak boleh kita memberikan dispensasi-dispensasi ke dalam kasus ini. Hukum harus ditegakkan, korban sudah cukup banyak,” ucap Hanif.
“Jadi, Kementerian Lingkungan Hidup berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini melalui multidoor pendekatan hukum terkait dengan penanganan hidrometeorologi di Sumatera bagian utara ini,” tambahnya.
Tim SAR gabungan saat melakukan proses evakuasi ibu dan dan anak yang menjadi korban tanah longsor di Sibolga Ilir, Sabtu (29/11/2025). Foto: Basarnas Nias
zoom-in-whitePerbesar
Tim SAR gabungan saat melakukan proses evakuasi ibu dan dan anak yang menjadi korban tanah longsor di Sibolga Ilir, Sabtu (29/11/2025). Foto: Basarnas Nias
Anggota gabungan, TNI, Polri dan Basarnas mencari korban di lokasi longsor, di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota gabungan, TNI, Polri dan Basarnas mencari korban di lokasi longsor, di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Prajurit Batalyon TP 897/Singgalang dan Brimob Polda Sumbar mengevakuasi korban meninggal akibat banjir bandang di Jorong Kayu Pasak Selatan, Nagari Salareh Aia, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Senin (1/12/2025). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Prajurit Batalyon TP 897/Singgalang dan Brimob Polda Sumbar mengevakuasi korban meninggal akibat banjir bandang di Jorong Kayu Pasak Selatan, Nagari Salareh Aia, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Senin (1/12/2025). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO

753 Orang Meninggal

BNPB menyampaikan data terbaru korban meninggal bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh. Per hari ini, Rabu (3/12), korban meninggal sebanyak 753 orang.
Terdapat 650 orang masih belum ditemukan dan 2,6 ribu orang terluka. Untuk penduduk yang paling terdampak yakni Sumatera Utara dengan jumlah 1,7 juta jiwa, Aceh 1,5 juta jiwa, dan Sumatera Barat 141,8 ribu jiwa.
Foto Udara sampah kayu gelondongan pasca banjir bandang di Nagari Muaro Pingai, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Sabtu (29/11/2025). Foto: Wawan Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto Udara sampah kayu gelondongan pasca banjir bandang di Nagari Muaro Pingai, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Sabtu (29/11/2025). Foto: Wawan Kurniawan/ANTARA FOTO
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.