Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI, G.M. Totok Hedi Santosa, menilai pembentukan Satuan Tugas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Satgas Nataru) Pertamina menjadi langkah strategis dalam memastikan distribusi energi tetap terjaga.

Menurut dia kehadiran satgas tersebut dapat membantu mencegah potensi kelangkaan yang berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat terutama selama periode natal dan tahun baru.

"Saya melihat satgas akan menjamin distribusi ketersediaan BBM di situasi momen perayaan Natal dan Tahun Baru, sehingga momen Nataru bisa berjalan dengan baik dan tidak mengganggu kegiatan masyarakat misalnya tidak terjadi kelangkaan BBM,” ujar dia melalui keterangannya di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya Pertamina (Persero) resmi mengaktifkan Satuan Tugas (Satgas) Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) untuk memastikan keamanan dan kelancaran distribusi energi selama periode libur akhir tahun.

Satgas yang mulai beroperasi lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tersebut melibatkan seluruh Subholding dan Anak Usaha jasa penunjang, dan akan bekerja 24 jam penuh.

Pertamina memprediksi puncak arus libur Nataru akan terjadi pada 24 –25 Desember 2025, 31 Desember 2025 – 1 Januari 2026, dan arus balik pada 2 – 4 Januari 2026. Aktivasi lebih dini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan energi, terutama bahan bakar minyak (BBM).

Menurut Totok, pengoperasian satgas lebih awal juga menjadi indikator perbaikan layanan Pertamina. Langkah ini dinilai mampu memperkuat citra perusahaan sebagai penyedia layanan publik yang responsif.

Meski demikian, ia mengakui masih ada tantangan berupa rendahnya kepercayaan publik terhadap lembaga -l embaga negara maupun BUMN, hal itu membuat sejumlah kebijakan seringkali dicurigai sebagai sekadar "gimmick".

“Saya melihat yang terjadi di masyarakat adalah kita ini ada distrust terhadap lembaga apa pun sehingga yang dilakukan lembaga tersebut mudah dicurigai sebagai 'lip service', seakan hanya memperbaiki kinerja sebelumnya,” ujarnya.

Totok menilai langkah Pertamina yang membentuk satgas lebih awal patut diapresiasi. Namun, ia menegaskan pentingnya memastikan pelaksanaan di lapangan berjalan sesuai rencana.

"Kita hanya bisa menilai itu dengan baik, intinya kita menyambut positif yang dilakukan Pertamina. Yang penting apa yang sudah dilakukan ada peningkatan kinerja sehingga kegiatan masyarakat tidak terganggu," ujarnya.

Terkait apakah langkah ini menjadi poin positif bagi Pertamina, dia menekankan perlunya pemantauan berkelanjutan.

"Untuk momen ini harus tunggu dan kontrol apakah ini sudah berjalan dengan benar. Pemerintah juga punya evaluasi terhadap kinerja,” ujarnya.

Dengan operasi Satgas Nataru yang berlangsung nonstop selama periode libur, Pertamina diharapkan mampu memastikan kebutuhan energi masyarakat terpenuhi, sekaligus menjaga kelancaran transportasi dan aktivitas ekonomi sepanjang akhir tahun.