Jakarta (ANTARA) - Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai mengajak masyarakat untuk tidak takut memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan kemanusiaan, terutama bagi kelompok yang paling membutuhkan perlindungan.

“Jangan takut, jangan mundur satu langkah pun untuk memperjuangkan keadilan. Jangan pernah mundur untuk memperjuangkan kemanusiaan,” katanya dalam pidatonya pada puncak peringatan Hari HAM Sedunia ke-77 di Jakarta, Rabu malam (10/12).

Seluruh warga Indonesia, katanya, tidak boleh mendapatkan ketidakadilan dan merasakan penderitaan. Namun Pigai mengingatkan bahwa perjuangan tersebut harus tetap berada dalam koridor penghormatan terhadap HAM dan demokrasi.

Ia menekankan pentingnya menahan diri dari ujaran kebencian dan pernyataan yang menyerang martabat pribadi.

“Kalau kita kurangi kata-kata yang penuh kebencian dan menyerang kehormatan, bangsa ini sudah bisa memimpin dunia. Perjuangkan kebenaran dan keadilan, tetapi tetap dalam garis demokrasi dan HAM,” ucapnya.

Dalam konteks ini, Pigai mengatakan pola pikir dan karakter yang ramah HAM harus dibangun sejak dini, termasuk melalui kebiasaan berdialog dan menghadirkan isu hak asasi dalam aktivitas sehari-hari.

“Ini tugas saya untuk membangkitkan supaya putra-putri bangsa tidak boleh mendapatkan ketidakadilan, tidak boleh menderita. Yang berat kita pikul bersama, yang ringan kita jinjing bersama,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan urgensi peringatan Hari HAM Sedunia, meski Indonesia tengah berduka akibat bencana banjir di wilayah utara Sumatra.

Menurutnya, peringatan tetap perlu dilakukan untuk membangkitkan kesadaran kolektif tentang pentingnya hak asasi.

“Kami berempati kepada saudara-saudara di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh yang menderita. Kami telah melakukan sesuatu, tetapi kita harus membangkitkan bahwa penderitaan kemanusiaan seharusnya menyentuh relung hati kita untuk bersimpati,” katanya.

Pigai menegaskan bahwa peringatan Hari HAM menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas, menjaga martabat manusia, dan memastikan negara hadir bagi seluruh rakyat tanpa kecuali.