TRIBUNNEWS.COM - Dalam mata pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Kelas 7 SMP/MTs Halaman 117-120 Kurikulum Merdeka, peserta didik diajak untuk menjawab soal pada Aktivitas 7.
Materi ini termasuk dalam Bab 3 Literasi dan Etika Kecerdasan Artifisial (KA).
Pada Aktivitas 7 Studi Kasus Hak Cipta dalam KA, guru memulai aktivitas dengan menjelaskan pentingnya memahami isu hak cipta pada era KA generatif.
Guru menegaskan bahwa KA generatif sering dilatih menggunakan karya manusia (teks, gambar, musik, dan video) tanpa izin dari pencipta asli sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai pemilik karya yang dihasilkan KA dan cara menghormati suatu hak cipta.
Guru juga perlu memperkenalkan konsep bahwa di Indonesia, hukum tentang hak cipta karya yang dihasilkan KA masih berkembang dan belum sepenuhnya jelas.
Nantinya, peserta didik dibagi dalam kelompok kecil yang berjumlah 4–5 orang.
Setiap kelompok akan menerima lembar studi kasus berikut (atau versi panjang dari kasus yang ada di Buku Siswa).
Pada kegiatan ini, peserta didik diminta mencermati kasus dan menjawab pertanyaan secara berkelompok.
Adapun materi ini terdapat dalam buku Koding dan Kecerdasan Artifisial untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Indra Budi Aji dkk., yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2025.
Salah satu tugas dalam buku tersebut, yakni terletak di halaman 117-120 : Aktivitas 7.
Agar siswa lebih mudah mengerjakan tugas dan memahami materi, simak Koding dan Kecerdasan Artifisial Kelas 7 Halaman 117-120 berikut ini.
Agar lebih memahami kompleksitas isu hak cipta pada era KA generatif, lakukan studi kasus bersama kelompok kalian.
Oleh Matthew Gault
Seorang pria meraih juara pertama dalam kompetisi seni rupa Colorado State Fair menggunakan karya seni buatan KA. "Saya memenangkan juara pertama," ujar seorang pengguna bernama Sincarnate dalam sebuah postingan Discord di atas foto-foto kanvas buatan KA yang dipajang di pameran tersebut.
Nama Sincarnate adalah Jason Allen, presiden perusahaan permainan papan Incarnate Games yang berbasis di Colorado. Menurut situs web pameran negara bagian, ia menang dalam kategori seni digital dengan karyanya yang berjudul "Théâtre D'opéra Spatial." Gambar yang dicetak Allen di atas kanvas untuk pengajuan karya ini sangat indah. Gambar tersebut menampilkan adegan aneh yang tampak seperti opera luar angkasa, dan tampak seperti lukisan yang dibuat dengan sangat apik. Figur-ގgur klasik di aula bergaya Barok menatap melalui jendela bundar ke lanskap yang bermandikan cahaya matahari dan berkilauan.
Namun, Allen tidak melukis "Théâtre D'opéra Spatial", tetapi perangkat lunak KA bernama Midjourney. Perangkat lunak tersebut menggunakan perintahnya, tetapi Allen tidak menggunakan kuas digital. Perbedaan ini telah menimbulkan kontroversi di Twitter karena para seniman dan penggemar seni menuduh Allen mempercepat matinya pekerjaan kreatif.
"TL;DR — Seseorang mengikuti kompetisi seni dengan karya yang dihasilkan KA dan memenangkan hadiah pertama," kata seniman Genel Jumalon dalam sebuah twit viral tentang kemenangan Allen. "Ya, itu benar-benar menyebalkan."
"Kita menyaksikan kematian seni terbentang di depan mata kita," ujar pengguna Twitter dengan nama OmniMorpho dalam balasan yang mendapatkan lebih dari 2.000 suka. "Jika pekerjaan kreatif tidak aman dari mesin, maka pekerjaan berketerampilan tinggi pun terancam punah. Lalu, apa yang akan kita miliki?"
"Saya tahu ini akan kontroversial," kata Allen di server Discord Midjourney pada hari Selasa. "Menarik sekali melihat bagaimana semua orang di Twitter yang menentang seni buatan KA justru menjadi yang pertama mencela manusia dengan mendiskreditkan unsur manusianya! Apakah ini terdengar munaގk bagi kalian?"
Motherboard menghubungi Allen, yang menjawab bahwa ia akan melakukan perjalanan selama 12 jam dan tidak dapat segera berkomentar.
Menurut Allen, masukannya sangat penting dalam pembentukan lukisan pemenang penghargaan ini. "Saya telah mengeksplorasi sebuah karya khusus yang akan saya terbitkan nanti, saya telah menciptakan ratusan gambar menggunakannya, dan setelah berminggu-minggu menyempurnakan dan mengkurasi karya saya, saya memilih tiga karya terbaik dan mencetaknya di atas kanvas setelah menggunakan Gigapixel AI," tulisnya dalam sebuah postingan sebelum pengumuman pemenang.
Allen mengatakan bahwa para kritikusnya menilai seni berdasarkan metode penciptaannya, dan bahwa pada akhirnya dunia seni akan mengakui seni yang diciptakan oleh KA sebagai kategorinya sendiri. "Bagaimana jika kita melihatnya dari sisi ekstrem yang lain? Bagaimana jika seorang seniman membuat serangkaian pengekangan yang sangat sulit dan rumit untuk menciptakan sebuah karya, misalnya, mereka membuat karya seni mereka sambil tergantung terbalik dan dicambuk saat melukis," katanya. "Haruskah karya seniman ini dievaluasi secara berbeda dari seniman lain yang menciptakan karya yang sama 'secara normal'? Saya tahu apa yang akan terjadi pada akhirnya. Mereka hanya akan menciptakan kategori 'seni kecerdasan buatan' yang saya bayangkan untuk hal-hal seperti ini."
Seniman prihatin dengan munculnya seni yang dihasilkan KA. Penulis Atlantic Charlie Warzel menjadi viral setelah menjalankan edisi buletin majalah dengan gambar Alex Jones yang dihasilkan Midjourney. Sebuah publikasi besar yang menggunakan KA untuk seni alih-alih manusia membuat banyak orang kesal. "Teknologi makin banyak digunakan untuk membuat pekerjaan gig dan membuat miliarder lebih kaya, dan banyak dari itu tampaknya tidak cukup menguntungkan publik," kata kartunis Matt Borrs kepada Warzel dalam artikel lanjutan. "Seni KA adalah bagian dari itu. Bagi para pengembang dan orang-orang yang berpikiran teknis, itu hal yang keren, tetapi bagi ilustrator itu sangat menjengkelkan karena rasanya seperti Anda telah menghilangkan kebutuhan untuk menyewa ilustrator."
Allen mengatakan ia telah dengan jelas memberi label karyanya di pameran negara bagian sebagai "Jason Allen via Midjourney," dan sekali lagi menekankan unsur manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan karya tersebut. "Saya membuat gambar dengan MJ, melakukan proses editing dengan Photoshop, dan meningkatkan skala dengan Gigapixel."
Meskipun ada kontroversi, kemenangan ini justru memberinya semangat. "Saya tidak akan berhenti," ujarnya. "Kemenangan ini justru makin menguatkan misi saya."
Diskusikan bersama dengan teman kalian mengenai beberapa pertanyaan berikut.
Berdasarkan hasil diskusi, buatlah panduan etika sederhana tentang penggunaan KA generatif dalam berkarya, misalnya selalu memberi kredit pada sumber, jujur jika menggunakan KA, dan menghargai hak cipta orang lain. Dengan memahami isu hak cipta, kalian dapat menjadi pengguna teknologi yang tidak hanya kreatif, tetapi juga bertanggung jawab dan menghargai karya orang lain pada era digital.
1. Siapa yang seharusnya dianggap sebagai pencipta karya tersebut?
Kombinasi antara seniman, KA, dan pengembang KA. Seniman memberi ide, KA menghasilkan karya, pengembang KA membuat sistemnya.
Alternatif jawaban lainnya:
Pencipta karya tersebut dapat dianggap gabungan antara manusia (Jason Allen) dan alat KA (Midjourney). Unsur kreatif utama seperti prompting, pemilihan gambar terbaik, editing, dan pengambilan keputusan dilakukan oleh manusia. Namun, KA menghasilkan visual berdasarkan proses otomatis yang dilatih dari karya orang lain. Karena itu, pencipta manusia tetap diakui, tetapi karyanya bukan sepenuhnya hasil kreativitas original, melainkan hasil kolaborasi manusia–KA.
2. Apakah seniman berhak atas hadiah kompetisi?
Ya, karena ia yang mengarahkan dan memilih hasil karya. Namun, perlu transparansi bahwa karya dibuat dengan bantuan KA.
Alternatif jawaban lainnya:
Seniman berhak atas hadiah hanya jika aturan kompetisi mengizinkan penggunaan KA. Jika tidak, harus dibuat kategori khusus untuk seni buatan AI.
3. Bagaimana perasaanmu jika karyamu digunakan untuk melatih KA tanpa izin?
Rasanya tidak adil, kecewa, dan ingin diakui. Saya berharap ada transparansi, izin, dan kompensasi yang layak jika karya saya dipakai untuk melatih KA.
4. Apa aturan yang sebaiknya dibuat agar penggunaan AI dalam berkarya tetap adil dan menghormati hak cipta?
Beberapa aturan yang dapat diterapkan:
Disclaimer:
*) Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
(Latifah)