Kopi Mangrove, Terobosan Unik Warga Pagerungan, Inovasi Ekonomi Baru dari Pesisir Sapeken
Januar December 13, 2025 10:22 AM

 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Kreativitas pemuda Desa Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep kembali melahirkan terobosan unik.

Mereka berhasil mengolah biji mangrove menjadi varian kopi baru yang mulai diminati masyarakat.

Kopi mangrove ini dikembangkan oleh sejumlah kelompok karang taruna, di antaranya Karang Taruna Persada, Laskar Obor, dan Karang Taruna Bina Muda Berkarya.

Inovasi ini lahir dari potensi alam melimpah yang selama ini belum banyak tergarap.

Ketua Karang Taruna Laskar Obor Pagerungan Besar, Imran mengatakan wilayah pesisir desanya memiliki berbagai jenis mangrove yang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung pantai, namun juga berpotensi ekonomis jika diolah dengan tepat.

"Pohon mangrove di pulau ini sangat melimpah. Jadi kita manfaatkan untuk menjadi kopi. Manfaatnya banyak dan juga baik untuk kesehatan," ujar Imran saat ditemui TribunMadura.com, Selasa (9/12/2025).

Ia menjelaskan, biji mangrove diolah melalui proses penghalusan menggunakan alat khusus. Setelah menjadi bubuk, kopi mangrove dapat diseduh dan dinikmati layaknya kopi biasa.

Soal rasa kata Imran menyebutkan, kopi mangrove lebih lembut dan memiliki aroma mirip cokelat.

"Kegiatan kami ini juga dapat dukungan penuh dari Kangean Energy Indonesia (KEI). Bahkan ada pendampingan langsung bagaimana cara mengolah biji mangrove yang awalnya tidak bernilai menjadi produk bernilai ekonomi bagi masyarakat," tambahnya.

Imran mengaku sebelumnya tak pernah membayangkan bahwa biji mangrove bisa menjadi bahan baku minuman.

"Kami praktik langsung dari awal sampai bisa diminum. Ini sangat bermanfaat dan kami berharap bisa terus berkembang hingga menembus pasar, khususnya di Sumenep," harapnya.

Terpisah, Ferry Agung Istiasmara, mentor dari Ikamat (Inspirasi Keluarga KeSEMaT) Semarang Jawa Tengah yang membina kelompok pemuda ini, menyampaikan bahwa mangrove di Pagerungan Besar memiliki karakter khas.

"Jenisnya apiculata, berlumour, dan berkarang. Selain sebagai pelindung dari abrasi, mangrove ini bisa menjadi tambahan ekonomi masyarakat di pulau-pulau Sumenep," ujar Ferry Agung di sela-sela kegiatan pendampingan.

Proses pembuatan kopi mangrove ini lanjutnya, ternyata cukup panjang. Biji mangrove harus direndam selama tiga hari dengan air bersih dan dicampur kapur untuk mengurangi kadar tanin. Air rendaman juga harus diganti setiap enam jam.

Setelah itu, isi buah bakau dijemur di bawah terik matahari hingga kering. Bagian yang dijadikan kopi adalah "pentol" dari buah mangrove.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.