TRIBUNNEWs.com - Pakubuwono XIV Purbaya melalui Juru Bicaranya, KPA Singonagoro, menyinggung soal putri Maha Menteri Keraton Solo KGPA Tedjowulan, BRAy Putri Woelan Sari Dewi, terkait mediasi yang digelar Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) di Jakarta pada Sabtu (13/12/2025).
Hal ini disampaikan Singonagoro saat mempertanyakan independensi Kemenbud, dalam menyikapi dualisme kepemimpinan Keraton Solo, antara Pakubuwono XIV Purbaya dan Pakubuwono XIV Hangabehi.
Sebab, menurut Singonagoro, Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, lebih sering berkomunikasi dengan pihak Hangabehi.
Terlebih, ada BRAy Putri yang saat ini diketahui menjadi Staf Khusus (Stafsus) Kemenbud, turut hadir dalam proses mediasi di Jakarta.
Hal itu diduga kuat kubu Purboyo menjadi alasan pihak Kemenbud lebih sering berkomunikasi dengan kubu Hangabehi.
"(Keberadaan BRAy Putri) juga kami sedikit perhatian. Yang jelas, kami mempertanyakan independensi Kementerian Kebudayaan, karena beliau (Fadli Zon) hadir dalam memfasilitasi putrinya Gusti Tedjo," kata Singonagoro, Sabtu (13/12/2025), dikutip dari TribunSolo.com.
"Selama ini dari Kementerian Kebudayaan sudah banyak ngobrol dengan pihak sana (Hangabehi). Monggo (silakan) sekali-kali ngopi bareng dengan yang di sini (Purbaya)."
"Kalau konsepnya ingin memfasilitasi kan harus duduk dulu. Kalau sudah mendengarkan sana kan juga harus mendengarkan sini. Posisinya saat ini selama ini kami tidak pernah diajak ngobrol," tuturnya.
Dilansir Kompas.com, BRAy Putri Woelan Sari Dewi dilantik menjadi Stafsus Kemenbud pada Senin (16/12/2025).
Ia dipercaya menjadi Stafsus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual Kemenbud.
BRAy Putri lahir pada 2 Februari 1983 di Madiun, Jawa Timur.
BRAy Putri merupakan putri KGPA Tedjowulan, yang artinya ia adalah cucu Pakubuwono XII.
Ia merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana.
Kemudian, melanjutkan program Magister di Universitas Diponegoro dan lulus pada 2009, dikutip dari laman resmi Undip.
Di Keraton Solo, BRAy Putri pernah dipercaya menjadi Bendahara II kubu Pakubuwono XIII Tedjowulan, pada 2005-2007, ketika masih terjadi perebutan takhta antara ayah dan pamannya.
Setahun berselang, ia diangkat sebagai Wakil Ketua Tedjowulan Foundation selama tiga tahun, pada 2008-2011.
Pada 2011-2013, BRAy Putri ditunjuk menjadi Ketua Pemuda Pemudi Peduli Budaya Jawa (Padi Muda).
Namanya pernah muncul dalam bursa Pemilu Wali Kota Solo 2020.
Kala itu, ia disebut-sebut menjadi musuh Gibran setelah menyambangi DPD PKS Solo.
BRAy Putri pernah menjalal peruntungan maju sebagai calon anggota DPR RI melalui Gerindra untuk daerah pemilihan (dapil) Jateng VIII.
Pada Sabtu (13/12/2025), Menbud Fadli Zon mengundang dua kubu Pakubuwono XIV datang ke Jakarta untuk membicarakan suksesi Keraton Solo.
Dalam kesempatan itu, hadir Pakubuwono XIV Hangabehi beserta Maha Menteri KGPA Tedjowulan, dan GKR Wandansari atau Gusti Moeng.
Sosok putri KGPA Tedjowulan yang juga Stafsus Kemenbud, BRAy Putri Woelan Sari Dewi, juga hadir dalam pertemuan tersebut.
"Hari ini, pada tanggal 13 Desember, baru saja kami di Kemenbud mengundang KGPA Tedjowulan, hingga Gusti Moeng,Gusti Ayu, Mas Hangabehi," kata Fadli lewat unggahannya di Instagram, dikutip Tribunnews.com.
"Saya ditemani oleh Pak Dirjen, Staf Khusus, dalam rangka untuk berdialog, bersilaturahmi, berdiskusi terkait setelah 40 hari surud-nya PB XIII," imbuhnya.
Fadli mengatakan ia juga turut mengundang kubu Pakubuwono XIV Purbaya, namun tidak hadir.
"Kita mengundang semua pihak yang terkait dalam hal ini, tentu saja yang kita dengar yang baru hadir. Nanti sekali lagi kita undang," ujarnya.
Nantinya, Fadli mengatakan pihaknya akan mengajak serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Dan Sekretariat Negara (Setneg) untuk ikut berdialog terkait suksesi Keraton Solo.
(Pravitri Retno W, TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin, Kompas.com)