TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menerima penghargaan sebagai Tokoh Kemanusiaan dan Perdamaian dalam Malam Puncak Anugerah Dewan Pers 2025 di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Ketua Informasi dan Komunikasi Dewan Pers, Maha Eka Swasta, menyebut JK konsisten menunjukkan sikap hormat terhadap profesi wartawan serta kemerdekaan pers.
Baca juga: Jusuf Kalla Tegaskan Konflik Aceh Bukan Soal Syariat: Akarnya Ketidakadilan Ekonomi
"Dewan Pers melihat sikap hormat dan konsisten beliau terhadap profesi wartawan serta kemerdekaan pers," kata Eka.
Menurut Eka, Dewan Pers juga melihat komitmen JK dalam menjunjung Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers serta peran Dewan Pers sebagai lembaga penyelesaian sengketa pers.
"Pandangan ini sangat sejalan dengan semangat menjaga kemerdekaan pers di era reformasi," ujarnya.
Eka menambahkan, JK dikenal luas sebagai tokoh yang aktif dalam upaya perdamaian dan kemanusiaan, mulai dari proses rekonsiliasi di Aceh hingga penyelesaian konflik di Poso dan Ambon.
Sementara itu, Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, menyatakan penghargaan tersebut merupakan ajang apresiasi tertinggi yang didedikasikan bagi insan pers sebagai pilar keempat demokrasi bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, JK menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan.
Ia kemudian mengenang pengalaman panjangnya dalam menangani berbagai konflik ketika menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
"Jadi selama Menkokesra saya urus pengungsi. Pengungsi terbesar dalam sejarah waktu itu, ya kurang lebih satu setengah juta pengungsi. Tahun 2000-an, awal 2000. Pengungsi dari Aceh, pengungsi dari Kalimantan, pengungsi dari Timtim, pengungsi dari Poso, pengungsi Ambon. Satu setengah juta. Saya tanggung jawab," ucapnya.
Menurut JK, pengalaman itu membuatnya menyadari besarnya ongkos penanganan pengungsi.
Oleh karena itu, satu-satunya jalan adalah mendamaikan mereka.
"Oleh karena itulah, begitu saya selesaikan Poso, pengungsi semua kembali ke rumahnya. Begitu saya selesaikan Ambon, Poso itu hanya 15 hari, Ambon 17 hari, semua kembali ke rumahnya. Tanggung jawab saya selesai, Poso dan Ambon," tuturnya.
Hal serupa ia sebut terjadi pada penanganan konflik Aceh.
"Akhirnya urusan saya selesai, pengungsi selesai," ungkapnya.
Selain JK, Dewan Pers juga menganugerahkan dua kategori lain.
Wartawan Tribunbanten.com, Muhammad Rifky Juliana, meraih penghargaan Wartawan Tangguh.
Adapun pendiri Harian Kompas, Jakob Oetama, meraih penghargaan sebagai Tokoh Pers.
Acara puncak ini turut dihadiri sejumlah tokoh, antara lain Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, mantan Menkominfo Sofyan Djalil, CEO Tribun Network sekaligus Ketua Komisi Digital dan Sustainability Dewan Pers Dahlan Dahi, serta mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin.