TRIBUNNEWS.COM - Liverpool mendadak hilang arah, Peter Crouch selaku salah satu mantan pemain The Reds mulai merasa khawatir dengan kondisi timnya.
Tak bisa disangkal, penampilan Liverpool mendadak oleng tepat sebelum agenda FIFA Matchday edisi Oktober 2025.
Setelah sempat tampil sempurna dengan menyapu bersih tujuh laga pertamanya musim ini dengan kemenangan.
Liverpool mendadak tampil buruk dan menelan kekalahan beruntun dalam tiga laga terakhirnya yang berstatus away.
Dua kekalahan tragis diderita Liverpool di Liga Inggris, setelah kebobolan menit akhir lawan Crystal Palace dan Chelsea.
Sementara, satu kekalahan lainnya dirasakan Liverpool saat berkunjung ke markas Galatasaray di Liga Champions.
Tiga kekalahan beruntun melawan Crystal Palace (2-1), Galatasaray (1-0) dan Chelsea (2-1) tentu menjadi tamparan bagi Liverpool yang menjalani musim penuh keduanya bersama pelatih Arne Slot.
Baca juga: Jadwal Liverpool vs Man United: Salah Cs Mulai Oleng, Kans The Reds Telan Rapor Minor di Anfield
Kekhawatiran pun tidak hanya datang dari mayoritas para penggemar Liverpool yang sepenuhnya belum terkesan dengan penampilan timnya awal musim ini.
Melainkan, juga datang dari beberapa legenda seperti Jamie Carragher, termasuk mantan pemainnya Liverpool, salah satunya ialah Peter Crouch.
Peter Crouch diketahui merupakan penyerang yang pernah memperkuat Liverpool pada tahun 2005 s/d 2008.
Selama tiga tahun membela Liverpool, Crouch tampil dalam 261 laga, dan mencetak 61 gol serta 21 assist.
Baru-baru ini, eks bomber Timnas Inggris itu mengeluarkan uneg-unegnya soal performa mengkhawatirkan Liverpool.
Crouch secara khusus menyoroti kinerja Arne Slot selaku pelatih utama Liverpool yang mulai mengkhawatirkan.
Meskipun langsung mampu mempersembahkan gelar juara Liga Inggris pada musim perdananya melatih Liverpool.
Crouch belum yakin bahwa Arne Slot telah melakukan pekerjaan luar biasa di Liverpool, terutama musim ini.
Setidaknya ada dua sorotan utama yang dikritisi Crouch soal kinerja pelatih asal Belanda itu pada musim ini.
Sorotan pertama tertuju pada kesulitan Arne Slot selaku pelatih dalam menemukan keseimbangan timnya.
Kedatangan pemain mahal seperti Florian Wirtz hingga Alexander Isak, nyatanya justru menjadi PR bagi Arne Slot.
Disisi lain, kehilangan pemain seperti Trent Alexander-Arnold hingga Luis Diaz belum ditambal oleh Arne Slot.
Crouch pun berani mengatakan jika Arne Slot sejauh ini belum bisa menciptakan keseimbangan yang tepat di timnya.
Sosok pria yang memutuskan pensiun pada tahun 2019 itu, bahkan menganggap Arne Slot belum bisa mengakomodir kehadiran pemain baru Liverpool musim ini, terutama Wirtz untuk masuk dalam skema permainan timnya sendiri.
"Saya khawatir dengan keseimbangan Liverpool," akui Crouch sebagaimana dikutip dari laman Paddy Power Football.
"Wirtz telah keluar dari formasi tiga gelandang dan rasanya justru malah tim lebih solid,"
"Tetapi mereka masih kekurangan dalam peluang," tambahnya.
Kedua, Crouch menyoroti kinerja dua fullback baru Liverpool yang juga belum tampil konsisten di bawah arah Arne Slot.
"Saya rasa sulit untuk memainkan Frimpong dan Kerkez secara bersama," kata Crouch.
"Saya masih belum yakin jika Arne Slot benar-benar tahu tentang siapa yang ingin dia mainkan sebagai bek sayap,"
"Kalau saja ada satu pemain yang menonjol, saya rasa mereka bisa bermain lebih banyak,"
"Kenyataannya, pemain sebagus Frimpong dan Kerkez saja masih kesulitan beradaptasi," tukasnya.
Kekhawatiran yang dirasakan Crouch sebagai salah seorang mantan pemain yang pernah membela Liverpool tentu wajar.
Apalagi Liverpool berstatus sebagai juara bertahan Liga Inggris musim ini, maka sorotan yang mengarah ke The Reds makin tajam.
Situasi makin rumit, karena Liverpool menjadi tim terboros Eropa musim ini.
Belum nyetelnya para pemain baru Liverpool dalam skema yang diinginkan Arne Slot kian menambah kekhawatiran.
Terdekat, Liverpool akan mendapat ujian menarik dengan menghadapi Manchester United di Stadion Anfield, pekan ini.
Laga melawan Manchester United dalam tajuk matchday kedelapan Liga Inggris mau tidak mau harus dimenangkan Liverpool.
Hal ini mengingat, jika menang, tren tiga kekalahan beruntun yang diderita Liverpool bakal terhenti.
Dengan kondisi itu, momentum Liverpool untuk bangkit dan kembali ke jalur kemenangan bakal terbuka lebar.
Sebaliknya, andai gagal menang entah imbang atau kalah, mental dan tren performa Liverpool rawan makin jatuh.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)