SURYA.CO.ID, PONOROGO - Asal-usul uang tunai Rp 180 juta yang lenyap dari brankas SMP Negeri 1 Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (Jatim), akhirnya terungkap.
Dana tersebut, merupakan sumbangan wali murid dan dana sosial guru yang disimpan di ruang kepala sekolah.
Kasus brankas SMP Negeri 1 Pulung Ponorogo dibobol maling, dan uang Rp 180 juta raib menyita perhatian publik.
Selain mengungkap sumber dana, fakta minimnya sistem keamanan sekolah terfavorit di Kecamatan Pulung itu ikut menjadi sorotan dalam penyelidikan kepolisian.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo, Farida Nuraini, mengungkapkan bahwa uang Rp 180 juta yang raib dari brankas SMPN 1 Pulung terdiri dari dana komite dan dana sosial guru.
“Uang tersebut terdiri dari Rp 14 juta dana sosial guru, dan Rp 168 juta dana komite sumbangan wali murid,” ujar Farida, Selasa (16/12/2025).
Baca juga: Brankas SMPN 1 Pulung Ponorogo Dibobol Maling, Uang Rp 180 Juta Raib
Ia menjelaskan, dana sosial guru digunakan untuk keperluan kemanusiaan, seperti membantu guru, siswa maupun orang tua siswa yang sakit atau meninggal dunia, serta mendukung kegiatan sosial di lingkungan sekolah dan desa.
Sementara dana komite sumbangan wali murid, rencananya dipakai untuk membiayai kegiatan yang tidak dapat dibiayai melalui Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Dana itu biasanya digunakan untuk kegiatan peningkatan kualitas siswa dan guru, serta pengembangan sarana dan prasarana sekolah,” jelasnya.
Farida juga menyoroti lemahnya sistem keamanan di sekolah. Ia menegaskan, seluruh sekolah di bawah naungan Dindik Ponorogo wajib melengkapi sarana pendukung keamanan.
“Tidak hanya bangunan fisik, tetapi juga sistem keamanan seperti CCTV. Di SMPN 1 Pulung, CCTV dalam kondisi rusak atau tidak berfungsi,” tegasnya.
Petugas Polsek Pulung, bersama Satreskrim Polres Ponorogo telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di ruang kepala sekolah berukuran sekitar 7 x 8 meter.
Kasatreskrim Polres Ponorogo AKP Imam Mujali mengatakan, brankas besi hanya bergeser sekitar 1,5 meter dari posisi awal.
“Yang dirusak hanya brankasnya. Diduga dibobol menggunakan alat keras seperti palu atau sejenisnya,” kata Imam pada Senin (15/12/2025).
Hingga kini, kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku, dan memastikan waktu pasti terjadinya pembobolan.