TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Harga cabai di Pasar Wage Purwokerto mulai menunjukkan tren penurunan menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), setelah sebelumnya sempat melonjak.
Pedagang cabai di Pasar Wage Purwokerto, Muhajah Disem (70), mengatakan harga cabai biasanya mengalami kenaikan setiap menjelang pergantian tahun.
Namun saat ini, harga cabai rawit justru cenderung turun.
"Harga cabai rawit sekarang Rp80 ribu per kilogram, sebelumnya sempat tembus Rp100 ribu.
Biasanya mau tahun baru itu naik," kata Muhajah saat ditemui kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (16/12/2025).
Selain cabai rawit, harga cabai merah di Pasar Wage saat ini berada di kisaran Rp70 ribu per kilogram.
Sementara itu, harga bawang merah justru mengalami kenaikan menjadi Rp60 ribu per kilogram.
Baca juga: Tepuk Meriah Guru Non Sertifikasi di Kendal, Dapat Full Insentif Tahun Depan: Cair Sebelum Lebaran
Baca juga: Belanja Masyarakat Mulai Meningkat Jelang Nataru, BI Purwokerto Ajak Warga Belanja Bijak
Adapun harga bumbu-bumbu dapur lainnya masih terpantau relatif normal.
Tak hanya cabai, komoditas ayam potong juga mengalami kenaikan harga.
Pedagang ayam di Pasar Wage Purwokerto, Aisyah (40), mengatakan harga ayam potong kini mencapai Rp40 ribu per kilogram.
"Harga ayam sudah naik sekitar dua minggu terakhir.
Biasanya normal di Rp35 ribu per kilo," ujarnya.
Menurut Aisyah, kenaikan harga ayam tersebut dipicu oleh pasokan yang terbatas.
Salah satu penyebabnya, kata dia, adalah kebutuhan ayam untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sementara itu, dari sisi hulu, Pegiat Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) asal Banjarnegara yang biasa memasok cabai hingga Purwokerto, Teguh Suprapto, mengungkapkan harga cabai di tingkat petani Banjarnegara mulai mengalami penurunan setelah sempat melonjak akibat cuaca ekstrem.
"Cuaca ekstrem kemarin menyebabkan banyak tanaman cabai rusak, sehingga harga sempat melonjak.
Namun sekarang mulai turun di tingkat petani," kata Teguh.
Ia menjelaskan, harga cabai rawit merah di tingkat petani Banjarnegara yang sebelumnya sempat menyentuh kisaran Rp75 ribu per kilogram, kini turun ke kisaran Rp50 ribu hingga Rp52 ribu per kilogram.
Sedangkan harga cabai merah keriting yang sempat berada di level Rp65 ribu per kilogram, kini turun menjadi sekitar Rp45 ribu per kilogram.
Menurut Teguh, penurunan harga tersebut dipengaruhi oleh kembali lancarnya distribusi cabai ke sejumlah daerah tujuan, termasuk Jakarta, setelah sebelumnya terganggu akibat bencana alam dan kondisi infrastruktur di beberapa wilayah sentra produksi.
"Bencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara sempat berdampak pada distribusi cabai dari Aceh ke Jakarta.
Sekarang distribusinya mulai lancar," jelasnya.
Meski cuaca ekstrem sempat merusak tanaman di sejumlah daerah, Teguh menyebut petani cabai di Banjarnegara masih mampu menjaga pasokan.
Salah satunya karena beberapa wilayah, seperti Kecamatan Wanayasa, sedang memasuki masa panen raya.
"Di Wanayasa, luasan tanaman cabai di satu kampung saja bisa mencapai 100 hektare.
Setiap malam ada pengiriman satu sampai dua ton," katanya.
Dengan kondisi tersebut, Teguh memperkirakan kebutuhan cabai masyarakat menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 masih dapat terpenuhi dengan harga yang relatif terjangkau.
Bahkan, petani cabai di wilayah bawah Banjarnegara telah menyiapkan pola tanam untuk menghadapi kebutuhan Lebaran 2026.
"Tanaman di wilayah bawah diperkirakan panen raya bulan Maret 2026.
Pola tanam sudah ditata, tinggal berharap cuaca tetap bersahabat," ujarnya.
Sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen, petani cabai Banjarnegara juga akan menggelar kegiatan sedekah cabai di Kota Banjarnegara pada Jumat (19/12/2025).
"Kalau yang Jumat besok, murni dari petani.
Setiap petani yang sedang panen menyumbang satu kilogram, nanti kami kumpulkan, dikemas, lalu dibagikan ke masyarakat," kata Teguh. (jti)