Gyokeres Butuh Banyak Trossard di Arsenal, Kembalinya Jesus Jadi Solusi?
December 16, 2025 05:14 PM

TRIBUNNEWS.COM - Setelah mengalami cedera otot, Viktor Gyokeres belum bisa menemukan performa terbaiknya di lapangan. Serangkaian pertandingan dilalui tanpa gol dan assist bagi seorang striker adalah hal pilu.

Penyerang asal Swedia itu terakhir kali mencetak gol ke gawang Burnley pada awal November lalu.

Saat melawan Wolves akhir pekan kemarin, Gyokeres berada di lapangan selama 81 menit sejak peluit kick-off dibunyikan.

Hanya 15 sentuhan bola yang berhasil ia catatkan dari kurun waktu tersebut.

Jika dibandingkan dengan Gabriel Jesus yang masuk menggantikannya, pemain asal Brasil tersebut menghasilkan 9 sentuhan dan satu kontribusi gol Arsenal di masa injury time babak kedua.

BERDUEL - Bek PSG, Marquinhos (kiri) mencoba untuk menutup pergerakan winger Arsenal, Leandro Trossard (kanan) pada pertandingan semifinal leg pertama Liga Champions di Emirate Stadium, pada Rabu (30/4/2025) dini hari WIB. Arsenal takluk dengan skor tipis 0-1 atas PSG.
BERDUEL - Bek PSG, Marquinhos (kiri) mencoba untuk menutup pergerakan winger Arsenal, Leandro Trossard (kanan) pada pertandingan semifinal leg pertama Liga Champions di Emirate Stadium, pada Rabu (30/4/2025) dini hari WIB. Arsenal takluk dengan skor tipis 0-1 atas PSG. (Arsenal.com)

Apa yang sebenarnya terjadi pada Gyokeres di Arsenal? Apakah sebagai striker haus gol di Liga Portugal pada musim sebelumnya itu kesulitan di Liga Inggris? Atau kontribusi bola yang mengalir kepadanya jarang sehingga tidak banyak momentum yang ia hasilkan?

Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dibereskan Mikel Arteta sebagai juru taktik agar dapat mengeluarkan potensi terbaik Gyokeres.

Arteta dihadapkan dilema yang harus segera dipecahkan.

Baca juga: Mayoritas Bertemakan Balas Dendam, Jadwal Menantang Arsenal Bertahan di Pucuk Klasemen

"Ini adalah kolaborasi antara keduanya. Dia berada di banyak posisi yang sangat bagus dan bola tidak sampai ke area penalti dengan cukup cepat, tajam, atau dengan presisi yang dibutuhkan seorang penyerang nomor 9 untuk mencetak gol," ujar Arteta usai melawan Wolves, dikutip dari The Standard.

Masalahnya bukan hanya pada Gyokeres. Arsenal belum terbiasa bermain dengan pemain nomor 9 murni.

Gabriel Jesus dan Kai Havertz yang dimiliki Arsenal pada musim-musim sebelumnya bermain lebih dinamis menemukan ruang. Tidak hanya menunggu, tetapi juga mencari bola dan ruang.

Gyokeres dalam beberapa kesempatan terlambat mengeksekusi peluang dari set play, ruang yang tidak terbaca dengan baik, hingga suplai bola yang sangat minim dari rekannya.

Gyokeres lebih cenderung menjadi striker yang egois, yang bergantung pada umpan rekannya, menurut klaim media tersebut.

Satu-satunya peluang yang dihasilkan rekannya dan dibaca dengan baik terjadi di babak kedua.

Leandro Trossard memberikan umpan terobosan dari sisi sayap kiri untuk menemukan Gyokeres dan menjadi peluang ke gawang Wolves. Tapi sayangnya belum bisa dikonversikan menjadi gol.

Arsenal dan Gyokeres membutuhkan banyak pemain yang bertipekal seperti Trossard.

Hal itu tidak dimiliki oleh Martinelli yang terkadang banyak berlari dengan menunduk dan akurasi umpan yang masih kurang.

Gyokeres membutuhkan rekan yang proaktif yang bisa membaca ruang dan permainan dengan lebih jeli.

Di lain kesempatan, pergerakan Odegaard dan Saka juga begitu adanya. Mereka lebih memilih melepaskan tembakan ketika Gyokeres berada dalam ruang ideal.

Dengan kembalinya Gabriel Jesus setelah pulih cedera, ini akan memberikan opsi untuk Arteta. 

Mantan pemain Man City itu memiliki hubungan baik dengan Martinelli, dan Gyokeres bisa disandingkan dengan Trossard.

Jesus juga dapat dimainkan di sisi sayap kiri jika Arteta membutuhkannya karena memiliki pergerakan yang lebih dinamis. Dengan jadwal padat dan ketersediaan pemain, tidak menutup kemungkinan Jesus akan berduet dengan Gyokeres.

Arsenal berbeda dengan Man City, dan Gyokeres bukanlah Erling Haaland

Arsenal diprogram untuk memainkan bola ke sisi sayap dengan mengandalkan Bukayo Saka, Martinelli, ataupun Trossard yang bisa akselerasi ke sisi tengah kotak 16 pass.

Atau dengan cara umpan silang ke sisi tersebut, namun secara tidak langsung membatasi keterlibatan Gyokeres. Di sisi lain, Gyokeres juga tidak terlalu diunggulkan dalam duel udara.

Beda dengan Haaland. Man City sejatinya butuh waktu untuk mempelajari cara bermain penyerang Norwegia tersebut.

Hingga akhirnya mendapatkan resep yang pas dan tidak berhenti memanfaatkannya hingga saat ini.

Itulah yang harus dicari Arteta dan anak asuhnya. 

Namun, peran Gyokeres cukup signifikan di lapangan. Keberadaannya membuat ketertarikan lawan untuk menjaganya, sehingga bisa memberikan ruang lebih kepada rekannya.

"Awalnya ia butuh waktu karena ini liga yang berbeda dengan tuntutan yang berbeda pula," kata Arteta.

"Ia tidak menjalani pramusim dan sekarang ia mulai mendapatkan momentum, tetapi hal yang akan membuka potensinya adalah gol," tambahnya.

"Contohnya sangat kecil. Jadi, biarkan dia sendii, biarkan dia melakukan apa yang dia bisa, dukung dia, dan saya yakin semuanya akan berjalan dengan baik," harapnya.

Erling Haaland sejatinya punya kesamaan dengan Gyokeres, terkadang ia tidak melakukan banyak sentuhan bola.

Tapi ia menghasilkan keterlibatannya dalam gol-gol di permainan Man City.

Jika korelasi tersebut ingin berjalan dengan baik, Gyokeres dan rekannya harus terkoneksi dengan baik dalam permainan Arsenal.

Arsenal membutuhkan gol Gyokeres dalam persaingan gelar juara musim ini.

(Tribunnews.com/Sina)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.