Kasus siswi kelas 6 SD bunuh ibu di Medan kini masih menyimpan seribu tanya.
Banyak pihak tak menyangka, AI yang dikenal pendiam dan berprestasi tega menusuk tubuh ibunya sebanyak 20 kali.
Dimas adik Faizah mengungkap bukan AI yang memiliki masalah dengan korban, melainkan sang suami, Alham.
Menurutnya kondisi rumah tangga Faizah dan Alham sudah tak harmonis sejak lima tahun lalu.
"Iya bang Ayu (sapaan karib Faizah) kakak saya beda mamak, satu bapak," kata Dimas saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.
Selama berkonflik, Alham sudah tidur beda kamar dengan Faizah.
Selama ini Faizah tidak di kamar lantai satu bersama dua anak perempuannya.
Sedangkan Alham menempati kamar di lantai dua.
Ia sama sekali tak memberi keterangan saat dikonfirmasi.
"Maaf yah saya lagi berduka," katanya saat dikonfirmasi tim Tribun Medan
Kepala Lingkungan V Tanjung Rejo, Tono mengatakan berdasarkan keterangan Alham, saat kejadian yang pertama menemukan jasad Faizah adalah anak pertama.
Dia berteriak hingga membangunkan Alham.
Suami korban lantas turun dari lantai dua.
Dari narasi beredar, ketika Alham turun, AI masih berdiri memegang pisau.
Sedangkan kakak AI, mengalami luka di bagian tangan.
"Kondisi kakaknya waktu itu jari-jarinya terluka, jadi diobati dokter yang datang," kata Tono.
Sementara AI, hanya duduk terdiam tanpa mengeluarkan air mata.
"Adiknya terduduk saja di sofa ruang tamu," katanya.
Sikap tersebut berbeda dengan Alham.
"(Alham) Ndak bisa ditanya, nangis terus," kata Tono.
Kepling V Tono ini sempat bertanya ke Alham soal motif siswi kelas 6 SD bunuh ibu kandung di Medan.
Berdasarkan keterangan Alham, kata Tono, tidak ada pertengkaran di malam sebelumnya.
"Gak ada (bertikai)," katanya.
Namun malam itu berdasarkan keterangan Alham ke Tono, Faizah Soraya sempat memarahi anak pertama.
"Cuman sekadar tadi saya tanya ayahnya dia bilang semalam karena kakaknya dimarahi sama korban itu, jadi adiknya itu tersinggung atau apa, makanya diapain (dibunuh)," katanya.
Kini kasus siswi kelas 6 SD bunuh ibu di Medan masih dalam proses penyelidikan di Polrestabes Medan.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak menerangkan polisi sudah melakukan dua kali pra rekonstruksi.
Pertama dilakukan di Mapolrestabes Medan dengan pemeran pengganti.
Terakhir dilakukan di tempat kejadian perkara (TKP), Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Minggu (14/12/2025).
"Dengan pemeran sesuai dengan fakta aslinya, dengan para pendamping psikolog dan Dinas Perlindungan Anak dan didampingi oleh pihak terkait lainnya terkait penanganan kasus ini," katanya.
Ada 43 adegan yang diperagakan.
"Mudah-mudahan ini lebih menyempurnakan proses penyidikan dan proses penyelidikan lanjutan yang kami laksanakan," katanya.
Polisi juga melakukan penggeledahan guna mencari barang bukti pendukung.
"Di samping pra rekonstruksi hari ini tadi diawali dengan kembali melakukan proses penggeledahan. Ada beberapa barang yang kami bawa, untuk didalami," katanya.
Meski melakukan proses penyidikan, namun Kombes Pol Jean Calvijn tidak mengungkap siapa tersangka dalam kasus siswi kelas 6 SD bunuh ibu kandung di Medan.
"Itu dulu yah, makasih yah," katanya sambil berlalu pergi.
(*)