Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Ketua DPRD Kabupaten Bogor Sastra Winara menyoroti dugaan diskriminasi nilai yang dilakukan oleh oknum guru di SDN Pajeleran 01 terhadap siswa yang tidak mengikuti les berbayar.
Ia meminta agar Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor untuk memberikan pembinaan terhadap guru yang bersangkutan.
"Kalau memang itu inisiatif dari gurunya berarti perlu pembinaan dari Dinas Pendidikan supaya tidak terjadi lagi hal hal seperti itu, karena ini apalagi mengancam nilai saya kira tidak tepat untuk dilakukan seperti itu," ujarnya, Selasa (16/12/2025).
Terkait pemberian sanksi, Sastra Winara pun menyerahkan persoalan ini untuk ditangani secara tepat oleh Disdik Kabupaten Bogor sebagai induk satuan pendidikan.
Ia juga meminta agar Disdik Kabupaten Bogor melakukan evaluasi meski guru tersebut saat ini telah mendapat sanksi penonaktifan.
"Tahapan sanksi di Dinas Pendidikan mungkin anti ada tuh, ketika melakukan kesalahan, teguran satu dan sebagainya, kita serahkan kepada Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi orang tersebut," katanya.
Para orang tua murid tidak terima lantaran merasa anaknya mendapat diskriminasi dari salah satu oknum guru di sekolah tersebut.
Mereka mendatangi sekolah tersebut sambil membentangkan spanduk bertuliskan 'selamatkan pendidikan Indonesia dari guru perusak'.
Orang tua murid merasa anaknya mendapat perlakuan tidak adil dari segi penilaian karena tidak mengikuti les yang diadakan oleh oknum guru berinisial S.
Oknum guru kelas 4E tersebut dituding melakukan katrol nilai bagi siswa yang mengikuti les dengan biaya Rp250 per bulan sehingga nilai yang diberikan bagus.
Sedangkan siswa yang tidak mengikuti les disebut mendapat nilai anjlok dari oknum guru laki-laki tersebut.
Hal itu diungkap oleh salah satu orang tua murid, Sinta yang begitu gusar karena merasa anaknya diperlakukan tidak adil.
"Beliau memberikan nilai bagus pada rapor kepada para murid yang mengikuti les berbayar, sedangkan bagi murid yang tidak ikut les sebagian besar mendapatkan nilai jelek, bahkan ada yang nilainya nol," ujarnya, Senin (15/12/2025).
Para wali murid menyebut oknum guru tersebut memberikan bocoran soal ulangan beserta jawaban kepada para murid, dan meminta mereka menghafalkan jawabannya.
Lalu oknum guru tersebut juga dituding memperbaiki jawaban salah seorang murid lesnya secara terang-terangan untuk menukar jawaban yang salah di hadapan semua siswa di kelas saat ulangan berlangsung.
"Dari beberapa kelas di kelas 4, hanya kelas Pak Sujana yang soal ulangannya berbeda. Selain itu, jika kelas lain menggunakan soal yang diperbanyak dengan photo copy, hanya kelas 4E yang soalnya ditulis tangan oleh para murid sehingga sangat membuang waktu dan pernah hanya sebagian dari seluruh soal yang berhasil ditulis. Apakah ini efektif?," katanya.
Baca juga: Buntut Lakukan Diskriminasi, Disdik Kabupaten Bogor Nonaktifkan Guru SDN Pajeleran 01
Selain itu, kata dia, siswa yang tidak mengikuti les juga mendapat perlakuan tak mengenakan yang berdampak terhadap kesehatan mental.
Bahkan, terdapat terdapat juga orang tua siswa yang mengaku anaknya mendapat bullying dari siswa lainnya.
Para orang tua menyebut saat ini anak-anaknya menjadi tertutup dan tidak mau menceritakan kegiatannya di sekolah karena dianggap cepu atau suka mengadu.
"Mentalnya kena semua, karena kata-katanya di kelas itu sering satire, dia bilang si anak manja, makanya kalian jangan kasih tau orang tua, orang tua kalian tuh ribet. Dari situ aja anak tertekan," katanya.
Sinta membeberkan, dugaan perilaku buruk lainnya yang dilakukan oleh oknum guru tersebut yaitu melakukan perlombaan jumlah uang kas antara murid lelaki dan Perempuan.
Menurutnya, uang kas yang lebih banyak maka bisa pulang lebih dulu dibanding yang lain, sehingga hal ini menyebabkan ada murid yang sampai mencuri uang orang tua untuk membayar kas agar bisa menang dan pulang duluan.
"Hal ini benar-benar perilaku yang merusak dan harus dihentikan," katanya.