Tingkatkan Mutu SMK Swasta, Fakultas Teknik Unpas & FKKSMKS Jabar Dorong Fast Track dan ISO Gratis
December 17, 2025 12:00 AM

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Fakultas Teknik Universitas Pasundan (FT Unpas) secara resmi menjalin kolaborasi strategis dengan Forum Komunikasi Kepala SMK Swasta (FKKSMKS) Provinsi Jawa Barat untuk memperkuat pendidikan vokasi.

Kolaborasi ini untuk meningkatkan manajemen dan mutu pendidikan SMK Swasta guna mewujudkan visi "Jabar Istimewa".

Hal ini juga bentuk komitmen FT Unpas sebagai dukungan akademis dan pengembangan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.

Kerja sama ini diharapkan dapat menyelaraskan kurikulum SMK dengan pendidikan tinggi serta kebutuhan dunia kerja, sehingga lulusan vokasi di Jawa Barat memiliki daya saing yang lebih tinggi.

Dekan Fakultas Teknik Unpas, Prof. Dr. Ir. Yusman Taufik, M.P., dalam sambutannya mengatakan kerja sama ini diharapkan memberi kontribusi nyata bagi peningkatan mutu lulusan SMK swasta di Jawa Barat.

"Selama ini, lulusan SMK identik dengan langsung bekerja. Namun melalui kolaborasi ini, FT Unpas membuka jalur lanjutan pendidikan ke perguruan tinggi dengan waktu studi yang lebih singkat. Melalui program fast track, lulusan SMK yang masuk Fakultas Teknik Unpas dapat menempuh pendidikan lebih cepat. Jika normalnya empat tahun, melalui program ini bisa diselesaikan dalam tiga tahun,” ujar Yusman pada acara Diskusi panel “Peningatan Manajemen dan Mutu Pendidikan SMK Swasta di Jawa Barat Menuju Jabar Istimewa”  di Aula FT Unpas, Jalan Setiabudi, Bandung, Selasa (16/12/2025).

Ia mengatakan, FT Unpas juga menyatakan kesiapan membagikan sistem manajemen mutu berbasis ISO secara gratis kepada SMK swasta se-Jawa Barat.

“FT Unpas sudah memiliki sistem manajemen mutu ISO. Insyaallah sistem ini bisa digunakan oleh SMK swasta di Jawa Barat tanpa biaya, untuk membantu penguatan manajemen dan mutu pendidikan,” katanya.

Yusman menegaskan, SMK swasta merupakan pilar penting dalam ekosistem pendidikan nasional.

Di tengah berbagai keterbatasan, SMK swasta berperan memperluas akses pendidikan dan menyiapkan keterampilan lulusan agar selaras dengan kebutuhan industri.

Karena itu, kemitraan antara pemerintah, sekolah swasta, perguruan tinggi, dan industri harus terus diperkuat sebagai kolaborasi strategis yang saling menguatkan.

Sebagai institusi pendidikan tinggi, Universitas Pasundan khususnya Fakultas Teknik dengan enam program studi menyatakan kesiapan menjadi mitra akademik dan inovatif bagi SMK.

Kolaborasi yang ditawarkan meliputi pengembangan kurikulum berbasis industri, penguatan kompetensi guru dan siswa, konversi mata kuliah SMK ke perguruan tinggi, serta pengembangan inovasi dan kewirausahaan berbasis teknologi.

Pada kesmepatan yang sama, Ketua Umum FKKSMKS Provinsi Jawa Barat, Acep Sundjana Djakaria, S.E., M.M., menyambut baik kerja sama tersebut.

Ia menyebut jumlah SMK swasta di Jawa Barat mencapai sekitar 2.600 sekolah dengan tantangan besar pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya guru produktif.

“Program fast track ini sangat strategis. Bahkan guru produktif SMK juga bisa berkesempatan melanjutkan pendidikan tinggi. Sejauh ini, Unpas yang menawarkan peluang tersebut,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Yomanius Untung, S.Pd., menyoroti bahwa jumlah SMK swasta dan gurunya lebih banyak dibandingkan sekolah negeri, namun kualitas dan kompetensi guru masih perlu ditingkatkan.

Fokus utama ke depan adalah memastikan kompetensi guru yang linier, produktif, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

“Kebijakan penguatan pendidikan memang harus mencakup sekolah negeri dan swasta. Alokasi anggaran pendidikan 20 persen diharapkan mulai berdampak nyata, termasuk bagi SMK swasta,” ujarnya.

Dari sisi pemerintah daerah, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menegaskan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan keniscayaan.

Ia mengajak seluruh kepala SMK swasta di Jawa Barat untuk memulai pembenahan dari penajaman kompetensi lulusan agar adaptif terhadap dunia usaha, industri, dan realitas kehidupan.

“Tidak boleh ada lulusan SMA atau SMK yang menganggur. Minimal mereka bisa bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan pendidikan. Semua itu bergantung pada kualitas pendidikan,” kata Herman.

Ia menambahkan, standar lulusan, kurikulum, proses pembelajaran, kompetensi guru, hingga sarana prasarana harus disiapkan secara kontekstual dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Pembelajaran tidak lagi bisa mengandalkan cara lama, melainkan harus memanfaatkan pendekatan digital dan realitas lapangan.

Melalui sinergi antara SMK swasta, perguruan tinggi, industri, dan pemerintah, FT Unpas dan FKKSMKS Jabar optimistis dapat mencetak sumber daya manusia unggul dan menekan angka pengangguran lulusan SMA/SMK di Jawa Barat.

"Target dari Provinsi Jabar lebih cepat lebih baik masalah pendidikan ini bisa diselesaikan, karena pengangguran kita saat ini diangka 6,7 persen, dan ternyata 20 persennya kurang lebih lulusan SMA/SMK . Dan target kami tidak ada lulusan SMA daan SMK yang nganggur, semuanya bisa bekerja atau berwirausaha atau melanjutkan," katanya.

Oleh karenannya disebutkannya,  link and match dibutuhkan agar tidak terjadi kesenjangan dan itu tugas  Pemerintah Provinsi Jabar dan khususnya Dinas Pendidikan Jabar

"Bersama dengan sekolah swasta, ini harus dibangun bersama yakni lewat super tim," katanya.

Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah konkret menuju penguatan pendidikan vokasi yang berkualitas dan berdaya saing di era perubahan zaman.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.