TRIBUNTRENDS.COM - Prosesi Peresmian Revitalisasi Panggung Songgo Buwono dan Museum Keraton Kasunanan Surakarta resmi dimulai pada Selasa (16/12/2025) sekitar pukul 16.29 WIB.
Agenda ini menjadi momen penting bagi Keraton Solo, menandai kebangkitan kembali salah satu simbol sejarah dan kebudayaan Jawa yang telah berusia ratusan tahun.
Meski sarat makna, peresmian tersebut berlangsung tanpa kehadiran seluruh pihak utama Keraton.
Ketidakhadiran Sinuhun Purbaya
Dalam peresmian tersebut, Pakubuwono XIV Purbaya tidak tampak hadir di lokasi acara. Jajaran bebadan yang berada di bawahnya pun tidak terlihat mengikuti prosesi secara langsung.
Namun demikian, rangkaian adat tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Baca juga: Jelang Peresmian Panggung Songgo Buwono, Kondisi Keraton Surakarta Memanas, LDA Dihalangi Masuk
Pakubuwono XIV Hangabehi hadir di Semorokoto, tempat digelarnya prosesi wilujengan sebagai bagian penting dari rangkaian peresmian.
Ia tampak menyalami satu per satu tamu undangan yang hadir, termasuk Maha Menteri KG Panembahan Agung Tedjowulan, menandai keterlibatan langsung dalam momentum bersejarah tersebut.
Penanda Resmi Dimulainya Peresmian
Sebagai tanda dimulainya acara, Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA), GKR Koes Moertiyah Wandansari, menyampaikan dhawuh dalem di hadapan para tamu dan undangan.
Usai dhawuh disampaikan, doa pun dilantunkan. Lantunan doa tersebut dipanjatkan untuk memohon keselamatan, kelancaran, serta keberkahan selama seluruh prosesi peresmian berlangsung.
Diresmikan Menteri Kebudayaan
Bangunan cagar budaya nasional tersebut secara resmi diresmikan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, pada Selasa (16/12/2025) malam.
Dalam sambutannya, Fadli Zon menegaskan bahwa Panggung Songgo Buwono bukan sekadar bangunan fisik, melainkan bagian dari perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia.
“Hari ini kita berkumpul di jantung Kota Solo, di tengah pusaran sejarah dan keagungan budaya yang tak lekang oleh waktu, untuk meresmikan sebuah warisan sejarah yang memiliki makna sangat penting bagi bangsa,” ujarnya.
Menara bersejarah ini bahkan disebut pernah menjadi menara tertinggi di Pulau Jawa pada masanya. Bersama kompleks Keraton Surakarta, Panggung Songgo Buwono telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional sejak 2017.
Kubu Purbaya Buka Suara
Sebelum hari peresmian, Penghageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Panembahan Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, telah lebih dulu menyampaikan sikap kubu Pakubuwono XIV Purbaya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap agenda peresmian revitalisasi tersebut.
“Untuk peresmian besok. Peresmian Panggung Songgo Buwono besok akan diadakan peresmian. Pak Menteri akan rawuh peresmian. Ya (mendukung),” ungkapnya.
Baca juga: Dihalangi Masuk Keraton Solo oleh Kubu PB XIV Purboyo! Gusti Moeng Ngotot Jabatannya Belum Selesai
Rapat Dua Kubu di Balai Kota Solo
Sehari sebelum peresmian, tepatnya Senin (15/12/2025), rapat digelar di Ruang Rapat Wali Kota Solo guna mempertemukan dua kubu Keraton Kasunanan Surakarta.
Dalam rapat tersebut, Pakubuwono XIV Hangabehi hadir secara langsung. Sementara Pakubuwono XIV Purbaya tidak hadir dan diwakili oleh Gusti Timoer.
Menanggapi hal tersebut, GKR Panembahan Timoer menegaskan bahwa ketidakhadiran Sinuhun Purbaya bukanlah persoalan.
“Bukan masalah apa-apa. Kan Sinuhun punya kelembagaan, tidak harus semua rapat yang datang harus Sinuhun. Kan punya kelembagaan. Siapa tupoksinya itu yang rawuh,” tuturnya.
Jaminan Kelancaran dari Hangabehi
Di sisi lain, Pakubuwono XIV Hangabehi memastikan bahwa seluruh rangkaian peresmian akan berjalan lancar.
Ia menyebutkan bahwa berbagai hal telah dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
“Sudah kita bicarakan bareng-bareng. Pelaksanaan BPK sudah dapat akses. Bisa semua. Nanti dikoordinasikan dibicarakan bareng-bareng,” ujarnya.
Baca juga: PB XIV Purboyo Mangkir dari Pertemuan Menteri Kebudayaan, Lebih Pilih Kuliah: Saya Mau Bimbingan
Songgo Buwono: Menara Pandang Sarat Filosofi
Panggung Songgo Buwono merupakan bangunan bersejarah di dalam kompleks Keraton Kasunanan Surakarta.
Bangunan ini berfungsi sebagai menara pandang, sekaligus simbol kekuasaan raja yang sarat nilai filosofi.
Dibangun dengan struktur bertingkat menyerupai menara, Songgo Buwono digunakan raja untuk memandang ke arah luar keraton, khususnya ke arah utara yang melambangkan keterhubungan dengan dunia luar.
Revitalisasi bangunan ini menjadi bagian dari upaya pelestarian cagar budaya Keraton Surakarta, agar nilai sejarah dan simboliknya tetap lestari bagi generasi mendatang.
Museum Keraton Solo
Selain Panggung Songgo Buwono, Museum Keraton Kasunanan Surakarta juga menjadi bagian dari agenda revitalisasi.
Museum ini menyimpan beragam koleksi bersejarah, mulai dari benda pusaka, karya kriya, hingga dokumentasi perjalanan raja-raja Pakubuwono.
Peresmian ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam upaya menjaga, merawat, dan memperkenalkan warisan budaya Keraton Surakarta Hadiningrat kepada masyarakat luas.
***