TRIBUNJAMBI.COM - Kawasan ikonik Tugu Juang, Kota Jambi, mendadak mencekam setelah dua pedagang pempek keliling terlibat perselisihan panas yang berujung pada aksi pemukulan.
Insiden yang terekam kamera warga ini diduga kuat dipicu oleh perebutan lapak dagangan di lokasi strategis tersebut.
Berdasarkan unggahan viral dari akun Instagram @kabarkampungkito_djb, keributan ini bermula dari sengketa "wilayah kekuasaan" antara pedagang lama dan pedagang yang baru beralih profesi.
Kronologi Perebutan Lapak
Kejadian bermula saat pemilik usaha "Doyan Pempek", yang memang rutin mangkal di area Tugu Juang, mendapati lokasi biasanya sudah ditempati oleh pedagang lain.
Diketahui, pria yang menempati posisi tersebut sebelumnya merupakan pedagang buah jambu yang sudah lama mangkal di kawasan yang sama.
Namun, konflik mencuat ketika pedagang jambu tersebut memutuskan untuk ikut beralih menjual pempek dan memilih titik yang sama dengan "Doyan Pempek".
Baca juga: Ingat Penikaman di Pasar Angso Duo Jambi yang Pelakunya Pedagang Pempek? Divonis 10 Tahun 6 Bulan
Baca juga: Malaikat Kecil di Tengah Kobaran Api: Aksi Heroik Cucu Selamatkan Satu Keluarga dari Maut di Sumsel
Baca juga: Tragedi di Muara Kumpeh Jambi: Sopir Batu Bara Meningal Usai Dikeroyok, Diduga Akibat Melawan Pungli
Upaya mediasi sebenarnya sempat dilakukan oleh pihak "Doyan Pempek".
Ia meminta agar rekan sesama pedagang tersebut menggeser sedikit posisinya agar keduanya bisa sama-sama mencari rezeki di lokasi yang sama.
Sayangnya, saran tersebut tidak disambut baik.
Cekcok mulut pun pecah di tengah keramaian.
Dalam potongan video yang beredar, pedagang eks penjual jambu yang mengenakan topi terlihat naik pitam dan diduga langsung melayangkan pukulan ke arah pedagang "Doyan Pempek".
Hingga kini, video tersebut terus mendapat sorotan netizen Jambi yang menyayangkan aksi kekerasan tersebut, mengingat keduanya sama-sama pejuang nafkah di jalanan.
DISCLAIMER
Baca juga: Daftar Nama 39 Pejabat Eselon II yang Lulus Kompetensi Lelang Jabatan di Muaro Jambi
Baca juga: Demi Hasilkan BBM, Presiden Prabowo Ingin Papua Ditanami Sawit
Baca juga: Jadwal Penghentian Operasional Angkutan Batu Bara dan Barang pada Nataru 2025/2026 Mulai 19 Desember