TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — WNA terseret arus saat banjir hujan ekstrem di Perumahan Canggu beberapa waktu lalu menyita perhatian.
Hujan ekstrem ini terjadi di high season, di mana banyak wisatawan datang berlibur ke Bali.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, kejadian tersebut menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan pada cuaca ekstrem.
“Khususnya di kawasan wisata padat seperti Canggu. Kami mengimbau wisatawan untuk mengikuti informasi resmi dan arahan petugas di lapangan,” kata Gus Agung, Selasa 16 Desember 2025.
Baca juga: BPBD Denpasar Pasang EWS Banjir di 8 Titik, dari Pasar Badung hingga DAM Air
Di sisi lain, kata Gus Agung, perlu adanya pengelolaan kawasan wisata yang lebih terintegrasi.
“Ini juga menegaskan perlunya pengelolaan kawasan wisata yang lebih tertib dan terintegrasi, terutama terkait tata ruang, drainase, dan kesiapsiagaan bencana, agar kenyamanan dan keselamatan wisatawan maupun masyarakat tetap terjaga,” bebernya.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya ketika ditemui di Kantor BPBD Bali, Selasa 16 Desember 2025, membeberkan dampak hujan ekstrem pertama terjadi di Kabupaten Karangasem, di mana terdapat luapan atau banjir dan, keesokan harinya dampak hujan ekstrem meluas ke Denpasar dan Badung.
Lalu hari ketiga kembali meluas ke Gianyar dan Jembrana. Ancaman hujan ekstrem ini, diungkapkan Teja masih berpotensi terjadi pada beberapa hari ke depan.
“Karangasem pertama cukup banyak, 50 KK terdampak, ada dua sekolah terdampak, kemudian ada tembok sekolah jebol karena sungainya meluap akibat hujan cukup lebat. Kemudian di Denpasar sendiri 20 titik, di Badung 14 titik, jadi cukup banyak walaupun tidak sebanyak pada bulan September, dan itu titiknya berbeda karena karakter hujannya berbeda,” imbuhnya.
BPBD Bali catatkan sejauh ini jumlah korban meninggal akibat banjir satu orang WNA yang dievakuasi di Canggu dan kini masih dilakukan proses identifikasi.
Sementara untuk warga khususnya di Padangsambian, Denpasar, cukup banyak yang terdampak, di antaranya 191 KK, namun tidak mengungsi.
Kemudian wisatawan lebih dari 150 orang juga tidak mengungsi, hanya pindah penginapan, check out, ada juga memang waktu liburnya berakhir, namun ada juga yang memangkas waktu liburnya di Bali akibat banjir.