Misteri Jam 3 Pagi! Kerabat Curigai Ada Skenario di Balik Pengakuan Siswi SD 12 Tahun yang Bunuh Ibu
December 17, 2025 03:38 PM

 

TRIBUNTRENDS.COM - Kasus tragis yang melibatkan seorang siswi kelas 6 SD berinisial SAS alias Al yang mengaku membunuh ibu kandungnya sendiri, Faizah Soraya, masih menyisakan banyak tanda tanya.

Di balik pengakuan mengejutkan sang anak, keluarga besar korban justru mencium banyak kejanggalan yang dinilai tak masuk akal.

Keraguan itu disuarakan secara terbuka oleh Dimas, salah satu anggota keluarga Faizah, yang berani membeberkan detail-detail mencurigakan terkait kematian korban.

Menurut keluarga, ada terlalu banyak hal janggal untuk menerima begitu saja bahwa Al, seorang anak berusia 12 tahun, adalah satu-satunya pelaku pembunuhan tersebut.

Baca juga: Fakta Baru! Anak 12 Tahun yang Bunuh Ibu saat Tidur Disebut Hanya Alibi, Polisi Periksa Suami Korban

Ditemukan Tewas di Subuh Hari

Faizah Soraya ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara, pada Rabu (10/12/2025) sekitar pukul 05.00 WIB.

Tak lama setelah kejadian, publik dikejutkan oleh pengakuan Al, putri bungsu korban, yang menyatakan bahwa dialah yang menghabisi nyawa ibunya.

Namun pengakuan tersebut justru memicu kegelisahan di kalangan keluarga.

“Adek Al mengaku dia yang membunuh mamanya, tapi semua kejanggalan mulai tampak. Kita hanya bisa menunggu laporan resmi dari kepolisian.

Saya berharap penyidik bisa mengungkap kebenarannya karena ini terlalu banyak kejanggalan,” ungkap Dimas melalui unggahan Instagram, Selasa (16/12/2025).

Korban Tak Berteriak di Tengah Penikaman

Menurut keterangan yang diterima keluarga, dugaan penikaman terjadi sekitar pukul 03.00 WIB, menjelang subuh.

Pada saat itu, Al mengaku tidur bersama kakaknya dan sang ibu di kamar lantai bawah, sementara ayah mereka, Alham, tidur di lantai atas.

“Kejadian pukul 03.00 WIB, di kamar bawah kakak dan Al tidur bersama mamanya, dan si jantan tidur di lantai atas,” tutur Dimas.

Keterangan ini memunculkan pertanyaan besar: mengapa korban tidak berteriak atau melawan, padahal berada di rumah yang sama dengan suaminya?

“Pada saat kejadian penikaman, apakah korban tidak melawan anaknya sendiri dan berteriak?” tanya Dimas.

ANAK BUNUH IBU - Bocah perempuan berinisial AI berusia 12 tahun mengaku menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara pada Rabu (10/12/2025). Kondisi kakak pelaku saat ibunya tewas disorot.
ANAK BUNUH IBU - Bocah perempuan berinisial AI berusia 12 tahun mengaku menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara pada Rabu (10/12/2025). Kondisi kakak pelaku saat ibunya tewas disorot. (Kolase TribunTrends/Istimewa)

Ambulans Datang, Korban Masih Hidup Namun Tak Dievakuasi

Kejanggalan berikutnya muncul dari kesaksian terkait kedatangan ambulans.

Dimas menyebut, setelah kakak Al menemukan ibunya bersimbah darah dan berteriak meminta pertolongan, ambulans tiba sekitar pukul 04.30 WIB.

“Kakak menemukan mamanya bersimbah darah dan berteriak, turunlah si jantan, dan pada pukul 04.30 WIB datang ambulans,” ujar Dimas.

Menurut sopir ambulans, kondisi Faizah saat itu masih hidup dan megap-megap. Namun korban tidak segera dievakuasi lantaran terjadi miskomunikasi.

“Pihak ambulans menolak membawa korban karena mendapat konfirmasi bahwa itu pendarahan, bukan penyerangan atau penikaman.

Posisi korban duduk bersandar di pintu lemari, dan setelah dinyatakan meninggal, baru diangkat ke tempat tidur,” lanjutnya.

Baca juga: 6 Jam Berdarah! Siswi SD 12 Tahun Akhirnya Mengaku Bunuh Ibu di Medan, 43 Adegan Terbongkar!

Tak Ada Permintaan Bantuan ke Warga

Dimas juga mempertanyakan mengapa tidak ada upaya meminta bantuan warga sekitar sejak kejadian pukul 03.00 WIB hingga ambulans tiba.

“Dari waktu 03.00 WIB sampai ambulans datang, apakah tidak ada meminta bantuan warga setempat?” ucap Dimas.

Ia menilai, jika penanganan dilakukan lebih cepat, nyawa Faizah kemungkinan masih bisa diselamatkan, mengingat korban disebut masih bernapas saat ambulans tiba.

Luka 20 Tusukan Dinilai Tak Masuk Logika

Hal paling mencolok menurut keluarga adalah jumlah luka tusukan di tubuh korban. Faizah disebut mengalami lebih dari 20 luka tusuk yang tersebar di punggung, perut, tangan, kaki, hingga kepala.

Dimas meragukan kemampuan seorang anak kelas 6 SD melakukan tindakan sedemikian brutal.

“Logika saja, ini adek masih kelas 6 SD, bukan SMP. Luka tusuk ada 20 tusukan. Logikanya, kalau tidak dibekap, pasti mamaknya berteriak,” tulis Dimas.

Tak Ada Luka pada Terduga Pelaku

Kejanggalan terakhir yang disoroti keluarga adalah tidak ditemukannya luka di tangan Al, yang mengaku sebagai pelaku. Sebaliknya, justru kakak Al yang disebut memiliki luka setelah peristiwa tersebut.

“Tidak ada luka di tangan Al (pelaku), dan yang ada luka justru di tangan kakaknya,” ungkap Dimas.

Baca juga: Fakta Kakak Pelaku Terluka hingga Diobati Dokter Jadi Kunci Baru Kasus Ibu Dibunuh Siswi SD 12 Tahun

Rekonstruksi Digelar, KPAI Turut Mendampingi

Menanggapi sederet kejanggalan ini, Dimas meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus kematian Faizah Soraya. Ia berharap kebenaran dapat terungkap secara adil dan transparan.

Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan bahwa proses penyelidikan masih berjalan. Penyidik telah menggelar rekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) dengan menghadirkan Al, kakaknya, serta sang ayah, Alham.

Sebelumnya, Al sempat dibawa ke Polrestabes Medan untuk menjalani pemeriksaan intensif, dengan pendampingan dari KPAI dan pihak keluarga.

“Pelaku sudah dibawa ke Polrestabes Medan. Hingga kini masih dalam proses pendalaman dan pemeriksaan dengan pendampingan,” ujar Kasatreskrim Polrestabes Medan, AKBP Bayu Putro Wijayanto.

Di tengah pengakuan seorang anak dan duka mendalam keluarga, kasus ini masih menyisakan misteri besar. Deretan kejanggalan yang diungkap keluarga menjadi pengingat bahwa kebenaran hukum harus berdiri di atas fakta, bukan sekadar pengakuan.

Publik kini menanti satu hal: jawaban tuntas dari penyelidikan aparat, demi keadilan bagi Faizah Soraya dan masa depan anak-anak yang terlibat dalam tragedi memilukan ini.

***

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.