Nasib 26 WN Cina yang Serang Prajurit TNI di Tambang Emas Ketapang, Pangdam Tanjungpura Sebut Ini!
December 17, 2025 02:06 PM

 

SRIPOKU.COM - Sebanyak 26 warga negara (WN) China telah diamankan oleh pihak kepolisian di Kalimantan Barat (Kalbar).

Penangkapan ini terkait dengan insiden penyerangan terhadap prajurit TNI di area penambangan emas ilegal di Kabupaten Bengkayang, Kalbar.

Pangdam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Jamallulael, mengonfirmasi bahwa 26 orang tersebut kini sedang menjalani proses pemeriksaan intensif untuk mendalami peran masing-masing dalam insiden tersebut.

Penyerangan ini terjadi saat prajurit TNI melakukan patroli dan penertiban di lokasi PETI yang didominasi oleh aktivitas asing.

Pihak TNI menegaskan akan mengambil langkah tegas sesuai hukum yang berlaku terhadap siapa pun yang berani melawan aparat negara, terutama terkait kegiatan ilegal yang merugikan negara.

“Jumlahnya 26 WNA yang sementara ini diamankan di Kantor Imigrasi Ketapang,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Imigrasi Yuldi Yusman, di Kantor Kementerian Imigrasi, Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2025).

Yuldi mengatakan, saat ini, pihak Imigrasi Ketapang sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait dokumen keimigrasian para WNA.

Sementara itu, insiden perusakan dan penyerangan yang dilakukan WNA didalami oleh pihak Polda Kalimantan Barat.

“Sedangkan dengan kegiatan pengerusakan yang dilakukan oleh WNA tersebut akan dilakukan pendalaman oleh pihak Polda. Dalam hal ini mungkin oleh Polres,” ujar dia.

Yuldi mengatakan, jumlah WNA yang diamankan kemungkinan akan bertambah karena total ada 34 WNA yang berada di kawasan pertambangan tersebut.

“Karena totalnya sebetulnya yang ada di sana itu ada 34 orang. Tapi, pada saat diamankan, ada 2 yang izin ke Pontianak karena ingin melakukan perpanjangan terkait visa-nya, kemudian ada satu yang sakit dan berobat,” ujar dia.

Yuldi mengatakan, pihak Imigrasi terus berkoordinasi dengan pihak Kodim Ketapang dan Polres Ketapang.

“Saat ini, kami dari pusat sudah turun, tentunya dengan dibantu oleh Imigrasi kami yang ada di Ketapang. Sudah langsung berkoordinasi dan sudah mengamankan juga dengan dibantu oleh pihak Kodim,” ucap dia.

Sebelumnya, sebanyak 15 WNA asal China diduga melakukan penyerangan di kawasan pertambangan emas milik PT Sultan Rafli Mandiri (PT SRM) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pada Minggu (14/12/2025) pukul 15.40 WIB.

Insiden ini mengakibatkan lima anggota TNI diserang dan dua kendaraan perusahaan mengalami kerusakan berat.

Kapolres Ketapang AKBP Muhammad Harris mengungkapkan bahwa pihak kepolisian saat ini masih melakukan klarifikasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendalami peristiwa tersebut.

“Sementara kami masih melakukan proses klarifikasi dengan pihak-pihak terkait. Selain itu, kami juga berkoordinasi dengan pihak Imigrasi untuk menindaklanjuti pendataan terhadap WNA yang diduga melakukan penyerangan,” ujar Harris, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/12/2025).

Harris menambahkan bahwa jajaran Polsek Tumbang Titi telah mengambil langkah awal di lokasi kejadian.

Hingga saat ini, belum ditemukan adanya korban jiwa, dan situasi di sekitar area tambang terpantau kondusif.

Menurut keterangan Chief Security PT SRM, Imran Kurniawan, insiden bermula ketika petugas pengamanan perusahaan mendeteksi aktivitas penerbangan drone di sekitar area tambang sekitar pukul 15.30 WIB.

Lima anggota TNI dari Batalyon Zeni Tempur 6/Satya Digdaya (Yonzipur 6/SD) Anjungan yang tengah melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Satuan (LDS) di lokasi turut membantu melakukan pengejaran terhadap pilot drone.

“Total ada enam orang yang mengejar pilot drone, satu dari pengamanan sipil dan lima anggota TNI,” ujar Imran.

Sekitar 300 meter dari pintu masuk PT SRM, petugas menemukan empat WNA yang menerbangkan drone.

Namun, situasi mendadak memanas ketika sebelas WNA lainnya datang dan langsung melakukan penyerangan.

“Para WN China itu membawa empat bilah senjata tajam, airsoft gun, serta alat setrum, lalu menyerang anggota kami,” kata Imran.

Karena kalah jumlah dan untuk menghindari bentrokan lebih besar, petugas pengamanan dan anggota TNI akhirnya mundur ke dalam area perusahaan.

Akibat kejadian tersebut, satu unit mobil dan satu sepeda motor milik PT SRM mengalami kerusakan parah.

Pihak perusahaan telah mengamankan satu bilah senjata tajam sebagai barang bukti dan berkoordinasi dengan Polsek Tumbang Titi untuk langkah selanjutnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.