Mobil Dapur Samarang Sukarasa 2 Tembus Sekolah Terpencil di Garut, Antar Ribuan Porsi Gizi MBG
December 17, 2025 07:35 PM

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT— Jalur sempit berkelok, tanjakan curam dan kondisi jalan yang tak selalu mulus bukan halangan bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Garut Samarang Sukarasa 2 untuk menyalurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Dari dapur sederhana milik Yayasan Al-Irsyadiyyah KH Zenzen, ribuan porsi makanan bergizi setiap hari diantar ke sekolah-sekolah di wilayah terpencil Kabupaten Garut.

Program MBG yang dijalankan Dapur Sukarasa 2 di Desa Sukarasa, Kecamatan Samarang, mendapat respons positif dari masyarakat maupun satuan pendidikan penerima manfaat.

Sejumlah sekolah mengapresiasi konsistensi distribusi makanan bergizi meski petugas harus menembus medan jalan yang sulit dan ekstrem.

Ketua Yayasan Al-Irsyadiyyah Kiai Haji Zenzen, Mohammad Irsyad Abdul MA menegaskan, bahwa pelaksanaan MBG merupakan bentuk komitmen yayasan dalam mendukung pemenuhan gizi anak sekolah, khususnya di wilayah dengan keterbatasan akses.

“Program Makan Bergizi Gratis ini adalah bagian dari komitmen kami untuk mendukung pemenuhan gizi anak-anak sekolah."

"Kami ingin memastikan bahwa anak-anak, termasuk yang berada di daerah terpencil, tetap mendapatkan asupan gizi yang layak dan berkelanjutan,” ujar Irsyad melalui keterangan tertulisnya, Rabu (17/12/2025).

Baca juga: 3.000 Penerima Manfaat di Baregbeg Terancam Tak Dapat MBG, Ini Penyebabnya

Baca juga: BGN Gandeng Chef Profesional dan Ahli Gizi Untuk Benahi Menu MBG di Kabupaten Tasikmalaya

Tak hanya berdampak pada peningkatan asupan gizi peserta didik, keberadaan dapur MBG juga membawa efek ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Program ini membuka lapangan kerja dan melibatkan warga lokal sebagai relawan, sehingga ikut menggerakkan roda perekonomian desa.

Mitra pelaksana program, Sriwida menilai, sinergi antarpihak menjadi kunci utama keberlanjutan MBG di Dapur Sukarasa 2.

“Kami melihat sinergi antara yayasan, pengelola dapur, dan masyarakat sangat kuat."

"Warga sekitar dilibatkan sebagai relawan dan tenaga kerja, sehingga program ini tidak hanya soal gizi, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ucap Sriwida.

Menurutnya, kolaborasi yang terjalin memastikan distribusi makanan bergizi dapat berjalan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Dari sisi keamanan pangan, SPPG Dapur Garut Samarang Sukarasa 2 juga menerapkan standar ketat.

Kepala SPPG Dapur Sukarasa 2, Trio Azmi menegaskan, bahwa mutu dan keamanan makanan menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan MBG.

“Standar mutu dan keamanan pangan adalah prioritas kami."

"Seluruh relawan dan petugas dapur sudah mengantongi sertifikasi higiene dan sanitasi penjamah makanan,” jelas Trio.

Ia menambahkan, chef yang bertugas di Dapur MBG Sukarasa 2 juga telah mengikuti dan lulus sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

"Kami memastikan seluruh proses pengolahan makanan memenuhi standar keamanan pangan."

"Dengan dukungan tenaga yang bersertifikat, kualitas dan keamanan makanan yang kami distribusikan dapat terjaga,” katanya.

Saat ini, SPPG Dapur Samarang Sukarasa 2 memproduksi sebanyak 3.020 porsi makanan setiap hari.

Ribuan porsi tersebut didistribusikan ke sekolah-sekolah dalam radius sekitar 6 kilometer dari dapur, mulai dari TK, SD, hingga MTs.

Selain itu, MBG juga menjangkau posyandu yang melayani balita, ibu hamil dan ibu menyusui.

Dengan dukungan masyarakat dan pihak sekolah, Program MBG di Dapur Sukarasa 2 terus dijalankan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, menjadi bukti bahwa upaya pemenuhan gizi anak bangsa tetap bisa berjalan meski harus menembus medan ekstrem. (*) 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.