DKM Masjid Al Jabbar lakukan Rebranding Jadi Al Jabbar Istimewa, Buka 24 Jam
December 17, 2025 07:35 PM

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Raya Al Jabbar periode 2025-2030 yang dipimpin KH. Dr. Tata Sukayat, M.Ag, setelah dilantik pada 9 Desember lalu, oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi langsung melakukan rebranding menjadi Al Jabbar Istimewa. Salah satu programnya Masjid Al Jabbar buka 24 jam setiap hari.

“Banyak keluhan para pengunjung Masjid Al Jabbar dari berbagai daerah yang datang pada pukul 1-2 dini hari harus menunggu waktu yang lama di luar masjid. Pada 1 Januari 2026, Masjid Al Jabbar buka 24 jam,” jelas Kang Tata, panggilan akrab KH Dr. Tata Sukayat.

Tata Sukayat yang juga pengajar di UIN Sunan Gunung Djati ini mengatakan, rebranding Al Jabbar menjadi Al Jabbar Istimewa itu berdasarkan hasil Rapat Kerja pengurus DKM Masjid Al Jabbar, Selasa (16/12) sore hingga malam hari. Masjid Al Jabbar hingga awal Desember 2025, sudah dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah mencapai angka 4, 5 juta orang. Para pengunjung bukan hanya dari Indonesia namun juga dari negeri tetangga. 

Untuk itu, lanjut Tata, Masjid Al Jabbar harus selalu terbuka untuk semua tamu dari mana saja dan kapan saja. Jumlah kunjungan wisatawan ke Masjid Al Jabbar ini menunjukkan angka yang fantastik, ini berarti Masjid Al Jabbar menjadi satu-satunya Masjid di negeri ini dengan pengunjung terbanyak.

Pertanyaannya, ungkap Tata, yang juga Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Syiar Islam (LPPSI) Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung ini, pengunjung yang luar biasa banyak ini harus mendapat manfaat yang besar dari kunjungan ke Masjid Al Jabbar. Karena itu, DKM Masjid Al Jabbar menyiapkan berbagai kajian tematik yang dapat ditelaah oleh semua kalangan sehingga jemaah dari berbagai daerah mendapat manfaat dari kunjungan ke Masjid Al Jabbar, Kota Bandung.

Adapun makna istimewa pada Al Jabbar Istimewa, menurut Tata, prinsip istimewa tersebut pertama menjaga kesakralan Masjid Raya Al Jabbar sebagai baitullah (rumah Allah SWT). Yang kedua, istimewa menjadi wajah Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di Provinsi Jawa Barat. 

“Yang ketiga istimewa dalam menjalankan peran dan fungsi masjid dalam bidang imaroh (pemakmuran), riayah (pemeliharaan), dan idaroh (pengembangan),” jelasnya. 

Tata menjelaskan, prinsip-prinsip kerja pengurus DKM Al Jabbar mesti dengan pertimbangan logis, kemudian etis, estetis. Logis artinya program-program itu juga mesti masuk di logika dan bisa dirasionalisasi atau rasional. Yang kedua etis menjadi nilai-nilai Al-Qur'an dalam program. Kemudian estetis, supaya lebih nyeni sesuai dengan desain dan konsep masjid secara fisik. 

Harapannya program-program itu, karena tidak muncul dari atas ke bawah, tapi dari bawah ke atas, setelah diplenokkan akan diajukan penyelarasan dengan jajaran Dewan Penasihat dan Imam Besar. 

“Setelah itu program-program ini akan dilaporkan ke Pak Gubernur karena status masjid ini pengurusnya di-SK-kan oleh Pak Gubernur langsung, sehingga kami bertanggung jawab kepada Pak Gubernur. Pak Gubernur oke jalankan, kita jalankan. Atau beliau memberikan masukan-masukan dan sarannya, itu akan kita jabarkan,” papar Kiai Tata. 

Jadi, imbuhnya, program-program DKM Al Jabbar menjadi kepanjangtanganan program Gubernur Jawa Barat yang bisa dilakukan di Masjid Raya Al Jabbar. 

Program Unggulan Sekretaris DKM Al Jabbar Dr. K.H. Iu Rusliana, M.Si menambahkan, raker yang dihadiri 41 pengurus dari berbagai bidang ini membahas program unggulan DKM Al Jabbar periode 2025-2030. Dipaparkan Iu Rusliana, program kerja Bidang Riayah antara lain mengembangkan agro edu wisata, taman tematik, dan penataan ruang hijau edukatif taman tematik nabi. “Bidang Idaroh menyusun program kajian kitab kuning tafsir tematik, penyusunan database mitra dan tokoh masyarakat, program "Ameng Ka Al Jabbar", program sosial kolaboratif, juga kemitraan media publikasi,” jelasnya.

Ada juga program musik Nurhidayahan dan kerja sama dengan pesantren terkait bidang seni budaya, termasuk budaya Sunda dan wayang golek menjadi media dakwah. Menurut Iu, raker DKM Al Jabbar juga membahas program pelatihan untuk guru Raudhatul Athfal dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dari Divisi Zakat, Infak, Sadaqoh dan Wakaf (Ziswaf) muncul program "Si Duta Jabar", yakni Gerakan Ziswaf Produktif Al-Jabbar, Sinergi Digitalisasi Masjid, dan Pemberdayaan Ekonomi Umat Jawa Barat. 

“Program lainnya yang dibahas dan dirancang antara lain pengelolaan pengajian level provinsi, membentuk Remaja Masjid Raya Al Jabbar, kajian rutin muslimah, kegiatan( pada Peringatan Hari Besar Islam, dan Al Jabbar Kids Islamic Class,” ujar Iu.( *)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.