TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Aktivitas pengiriman barang di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang mengalami lonjakan signifikan menjelang akhir tahun.
Ketua DPC Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rizal Yosianto menyebut, volume distribusi barang meningkat sekitar 30 persen dibanding hari normal.
Lonjakan tersebut dipicu oleh target produksi dan penjualan para eksportir maupun importir yang ingin menuntaskan distribusi sebelum pergantian tahun. Selain ekspor-impor, distribusi domestik dari berbagai kawasan industri di Jawa Tengah juga meningkat tajam.
"Distribusi merata. Dari kawasan industri seperti KIK Kendal, Batang, Jatengland, lalu mebel dari Jepara, garmen ke Solo dan Magelang, semuanya ramai," sebutnya, Rabu (17/12/2025).
Baca juga: Gerak Cepat Wabup Batang, Jembatan Gantung Si Guo Siwatu Mulai Diperbaiki
Baca juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Innova Ringsek Tabrak Truk di Jalan Tol Batang–Semarang
Rizal mengatakan, angkutan barang akan dibatasi jam operasional selama Nataru. Truk hanya diperbolehkan beroperasi pada pukul 22.00 hingga 05.00 WIB mulai 19 Desember hingga 4 Januari. Namun, Organda memprediksi puncak pengiriman barang akan terjadi menjelang tahun baru, sekitar 28-29 Desember.
"Tidak dilarang, hanya dibatasi jamnya. Tapi karena ini peak season, harusnya bisa maksimal," tambah Rizal.
Namun, sambung Rizal, tingginya permintaan distribusi belum sepenuhnya berjalan mulus. Para driver menjumpai kendala berupa antrean solar subsidi yang berdampak pada operasional angkutan barang. Pembelian solar di SPBU harus antre berjam-jam, bahkan harus mengisi bahan bakar lebih dari satu kali untuk perjalanan jarak jauh.
"Solar dibatasi, kadang hanya Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, maksimal Rp 500 ribu. Driver harus antre lama, dan itu bikin waktu pengiriman molor," katanya.
Rizal berharap, ada dukungan dari Pertamina agar distribusi solar tidak menghambat laju logistik di tengah membaiknya kondisi ekonomi Jawa Tengah.
"Ekonomi sudah membaik, ekspor-impor jalan, distribusi lagi ramai. Jangan sampai malah terhambat karena kuota solar yang hampir habis," tegasnya.
Sementara itu, General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Fanda Chrismianto mengakui, adanya peningkatan kebutuhan solar menjelang akhir tahun, terutama untuk kendaraan logistik.
"Memang ada peningkatan kebutuhan, terutama sebelum pembatasan operasional kendaraan. Ini untuk memenuhi gudang-gudang,” ujarnya.
Fanda memastikan stok BBM secara umum tersedia, namun penyaluran ke SPBU tetap menyesuaikan dengan kuota yang telah ditetapkan. Ia juga menekankan peran SPBU dan mitra penyalur dalam memastikan penebusan kuota berjalan optimal.
"Itu kita menyesuaikan dengan kuota yang ada, penebusan dari SPBU. Makanya, saya sampaikan dari Iswana juga mempunyai peran untuk menyediakan penebusan yang cukup," ucapnya. (eyf)